News
Sabtu, 15 Desember 2012 - 19:37 WIB

Tersambar KA Sancaka, Eko Tewas

Redaksi Solopos.com  /  Rochimawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi

Ilustrasi

KEBAKKRAMAT—Nasib malang dialami Eko Yulianto, 15, remaja yang tinggal di Dusun Kebakdemang RT 4/VII, Desa Kemiri Kebakkramat. Dia tewas seketika setelah tersambar kereta api Sancaka di perlintasan kereta Dusun Kramat RW. IV, Kemiri, Kebakkramat. Peristiwa nahas tersebut terjadi Sabtu (15/12) pukul 10.40 WIB.

Advertisement

Menurut Karno, 50, orang yang melihat pertama kali kejadian tersebut, kala itu korban berjalan di pinggir perlintasan kereta dari arah selatan.
Entah dia sadar atau tidak, dari arah berlawanan melaju kencang kereta Jurusan Surabaya – Jogja itu.

“Saya mendengar beberapa kali sirene kereta yang berbunyi tidak seperti biasanya. Saya tak menyadari kalau itu peringatan dari masinis karena ada orang yang berjalan di perlintasan kereta,” kata Karno saat ditemui Harian Jogja di tempat kejadian.

Kala itu Karno sedang menggoreng kerupuk di dapur rumahnya. Kebetulan peristiwa itu terjadi tepat di belakang rumahnya. Dia sempat memiliki firasat buruk karena suara sirene itu terasa tak lazim.

Advertisement

Firasat buruknya ternyata benar, ketika keluar melihat situasi dia melihat tubuh korban sudah terpental sekitar dua meter dari lintasan dengan kepala hancur bersimbah darah. “Kontan saya berteriak minta tolong saat itu,” paparnya melanjutkan.

Karno lebih terkejut ketika dia mengenali korban yang tak lain sering melintas di depan rumahnya. Sementara itu, Mardi Wiyono, 50, saksi lain di lokasi kejadian mengatakan sebelum kejadian sempat berpapasan dengan korban.

“Sepertinya penyakit epilepsinya kambuh. Biasanya dia memang sering kambuh. Sebenarnya dia itu membawa sepeda onthel, tidak tahu kenapa sepedanya dititipkan di dekat sini, lalu berjalan di rel sendirian,” ujar Mardi menimpali.

Advertisement

Korban memang dikenal sejak lama mengidap penyakit epilepsi. Setiap harinya dia hanya meminta-minta warga kampung untuk mencukupi jajan hariannya. “Warga di sini merasa iba padanya, dia anak orang miskin. Apalagi dengan kondisi cacat mentalnya. Jika meminta, warga tak segan memberinya uang jajan,” kata dia.

Advertisement
Kata Kunci : Kecelakaan Kereta Api
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif