News
Kamis, 7 Agustus 2014 - 12:35 WIB

Terpisah 10 Tahun Sejak Tsunami Aceh, Bocah Ini Bertemu Ibunya

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jamaliah (kiri) dan Wenni (tengah) yang bertemu setelah 10 tahun terpisah sejak tsunami Aceh. (Detik/Istimewa)

Solopos.com, BANDA ACEH — Rasa haru Jamaliah seketika pecah saat bertemu kembali dengan Wenni, anaknya yang kini sudah berusia 14 tahun. Keduanya terpisah selama 10 tahun setelah tsunami menerjang Aceh Desember 2004 silam.

Jamaliah berkisah, saat musibah gempa dan tsunami melanda bumi Aceh, buah hatinya bernama Wenni masih berusia empat tahun. Kala bencana terjadi, ia bersama anak dan suaminya Septi Rangkuti tinggal di Lorong Kangkung, Desa Pangong, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat.

Advertisement

“Kami terpisah selama 10 tahun, sekarang usia Wenni sudah 14 tahun,” kata Jamaliah sambil meneteskan air mata, Rabu (6/8/2014), seperti dikutip Detik.

Saat tsunami, Wenni terseret ombak hingga ke Pulau Banyak, Nias. Ia kemudian diselamatkan oleh seorang nelayan asal Aceh Barat Daya (Abdya) bernama Bustamil. Tak lama berselang, Wenni dirawat dan diasuh oleh seorang nenek bernama Maryam yang tak lain adalah ibu Bustamil.

Wenni kemudian disekolahkan disebuah Sekolah Dasar (SD) di sana. Kini ia sudah duduk di bangku kelas SD. Menurut Jamaliah, dirinya mendapat kabar tentang keberadaan buah hatinya dari abangnya bernama Zainuddin yang tinggal di Blang Pidie, Abdya.

Advertisement

“Abang saya melihat Wenni di sekolah sekitar sebulan lalu. Waktu itu dia penasaran karena wajah anak itu mirip dengan saya,” jelas Jamaliah.

Saat Zainuddin menyelidiki tentang bocah tersebut, ibu angkat Wenni mengaku anak itu merupakan yatim piatu korban tsunami. Mendapat jawaban begitu, Zainuddin semakin yakin Wenni merupakan anak Jamaliah. “Tadi malam kami sampai ke sini untuk menjemput Wenni,” ungkapnya.

Menurut Jamaliah, ia bersama suaminya telah pindah ke Desa Tarigonan, Kecamatan Ulubarungun, Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara, sejak sebulan pascatsunami. Ia mengetahui keberadaan Wenni sebulan lalu.

Advertisement

Jamaliah akan membawa pulang Wenni ke Sumatera Utara setelah selesai mengurus pindah sekolah dan izin dari nenek yang telah mengasuh buah hatinya selama 10 tahun. “Sekarang kami sedang mengurusnya,” kata Jamaliah. “Wajahnya masih sama waktu masih kecil tapi sekarang sudah hitam,” ungkap Jamaliah dengan perasaan haru.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif