News
Jumat, 23 Agustus 2013 - 20:58 WIB

Terpengaruh Nilai Tukar, Penghimpunan Dana di BPR DIY Melambat

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menguatnya Dolar berimbas pada melambatnya penghimpunan dana di BPR DIY. (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Menguatnya Dolar berimbas pada melambatnya penghimpunan dana di BPR DIY. (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Harianjogja.com, JOGJA–Melemahnya Rupiah terhadap Dolar mempengaruhi industri perbankan di DIY, terutama oleh Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di DIY. Penghimpunan dana di BPR DIY melambat.

Advertisement

Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) DIY Tedy Alamsyah mengatakan menguatnya Dolar beberapa waktu terakhir ini memberikan dampak secara tidak langsung bagi industri BPR di DIY.

“Meski yang lebih terdampak sebenarnya bank umum karena transaksi valas biasanya lebih berpengaruh ke bank umum, kondisi ini juga memberikan dampak tidak langsung bagi BPR terutama di sisi penghimpunan dana,” ujarnya, Jumat (23/8/2013).

Tedy menjelaskan, dampak yang dirasakan BPR selama dua bulan ini adalah banyaknya migrasi dana pihak ketiga (DPK) nasabah baik ke perbankan umum maupun ke investasi lainnya. Kondisi tersebut membuat penghimpunan DPK BPR di DIY diprediksi akan kembali melambat.

Advertisement

Tedy mengatakan, sebelumnya, pada triwulan II 2013, penghimpunan DPK BPR tumbuh melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Data Kantor Perwakilan BI DIY menunjukkan DPK pada triwulan kedua tumbuh 19% (yoy) atau Rp2,4 triliun, tercatat lebih rendah dari triwulan I/2013 yang mampu tumbuh 23,4% (yoy).

“Terdapat penurunan hampir lima persen dibandingkan triwulan sebelumnya,” tambah Tedy.

Ia berharap, dampak tersebut tidak akan berlangsung lama dan masyarakat bisa segera kembali menyimpan dananya di BPR di DIY. Menurut dia, masyarakat sebenarnya lebih diuntungkan ketika menyimpan dana di BPR, bahkan suku bunga deposito di BPR lebih tinggi jika dibandingkan bank umum.

Advertisement

“Selain itu dari sisi penjaminan dari LPS, penjaminan di BPR lebih tinggi yakni 8,75 persen sedangkan bank umum hanya 6,5 persen,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif