Teror ISIS coba ditumpas koalisi yang dipimpin AS dengan 15 serangan udara di Suriah dan Irak.
Solopos.com, WASHINTON – Amerika Serikat (AS) dan sekutunya melancarkan 15 serangan udara terhadap milisi Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) selama 24 jam terakhir, sebagaimana dilaporkan The Guardian, Sabtu (4/4/2015).
Sembilan serangan udara selama 24 jam sampai Sabtu pagi menargetkan pasukan ISIS di berbagai kota Irak, termasuk Mosul dan Baiji. Di Suriah, lima serangan udara dilakukan di dekat kota perbatasan utara Kobani dan satu di dekat Hasakah.
Sejumlah serangan telah berlangsung di Irak sejak 8 Agustus 2014 dan di Suriah sejak 23 September 2014. Lebih dari 2.000 serangan telah dilancarkan, tetapi belum mampu mengalahkan para pejuang ISIS yang tahun 2014 lalu menguasai sebagian daerah di Suriah dan Irak.
Paramiliter Syiah mulai meninggalkan Tikrit, Sabtu, menyusul kesepakatan pemerintah setelah penduduk setempat mengeluh bahwa beberapa pejuang, yang telah membantu merebut kota ini dari ISIS, telah melakukan penjarahan di dalam kota.
”Sampai siang ini, [paramiliter] mulai meninggalkan kota menuju daerah-daerah sekitar,” kata Ahmed al-Kraim, Kepala Dewan Kota Tikrit dan Provinsi Salahuddin. ”Penjarahan dan pengrusakan terhadap properti warga akan berhenti hari ini agar situasi membaik.”
Keputusan untuk mengeluarkan paramiliter dibuat setelah adanya pertemuan antara Perdana Menteri Haidar al-Abadi, seorang Syiah, dengan pejabat dari Provinsi Salahuddin.
Sebagaimana dilaporkan CNN, Minggu (5/4/2015), seorang pejabat keamanan senior Irak mengatakan penjarahan di Tikrit terjadi beberapa jam setelah pasukan ISIS diusir.
Pejabat itu mengatakan diirnya menyaksikan setidaknya 20 rumah dibakar dan lebih dari 50 toko dijarah, dirusak, atau dibakar. Pasukan keamanan tidak dapat menghentikan truk yang sarat dengan barang-barang jarahan.
“Kota ini tak terkendali,” katanya. “Tidak ada rencana apa yang harus dilakukan setelah kota ini direbut dari ISIS.” (Irfan Zamzami/JIBI/Solopos).