News
Rabu, 3 September 2014 - 08:30 WIB

TEROR ISIS : ISIS Kembali Bunuh Wartawan AS, Eksekutornya Berlogat Inggris

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Lokasi ISIS di Google Earth (bellingcat)

Solopos.com, JAKARTA — Militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) membunuh wartawan kedua dari Amerika Serikat dan menyebarkan video eksekusinya, Selasa (2/9/2014). Video teror ISIS itu menunjukkan seorang militan bertopeng dengan logat Inggris memotong tenggorokan seorang sandera AS.

Dalam tayangan paling akhir itu, Steven Sotloff, wartawan berusia 31 tahun, dengan tenang berbicara di depan kamera bahwa dia korban dari keputusan Presiden Barack Obama untuk melancarkan serangan-serangan udara terhadap para pejuang itu.

Advertisement

Pada akhir rekaman berdurasi 5 menit, yang ditemukan dalam jaringan oleh kelompok pemantau terorisme SITE, militan itu mengancam tahanan lainnya yang diidentifikasi di layar kaca TV seorang warga Inggris.

“Saya kembali Obama, dan saya kembali dikarenakan kebijakan luar negeri sombong Anda terhadap Negara Islam,” kata militan berpakaian hitam yang mengacungkan sebilah pisau tempur dan berbicara dengan logat London, seperti dikutip Antara.

Tayangan itu menyusul sebuah video yang disebarkan bulan lalu saat wartawan AS James Foley dibunuh, oleh seorang pejuang asing yang diduga asal Inggris dan berpakaian hitam. Militan itu mengutuk serangan-serangan udara AS yang baru-baru ini dilakukan atas kawasan sekitar bendungan Mosul di Irak, bertanggal setelah pembunuhan Foley, yang berusia 40 tahun.

Advertisement

“Jadi sama dengan peluru-peluru kendali Anda yang terus menyerang leher-leher orang kami, pisau kami akan terus menyerang leher-leher orang Anda,” katanya, sebelum dia mengeksekusi tahanannya.

Rambut dan janggut Sotloff lebih panjang daripada dalam tayangan sebelumnya. Dia diancam mati sebagai balasan atas serangan terhadap pasukan ISIS. Dalam satu peringatan kepada Inggris, pembunuh itu menyatakan, “Kami mengambil peluang ini untuk memperingatkan pemerintah-pemerintah itu bahwa memasuki aliansi Amerika terhadap ISIS untuk mundur.”

Keluarga Steven Sotloff, yang tinggal di Miami, mengeluarkan pernyataan melalui seorang juru bicara, Barak Barfi, membenarkan secara implisit video itu otentik. “Keluarga tahu tragedi yang mengerikan ini dan berduka cita. Tak akan ada komentar dari keluarga pada saat sulit ini,” demikian pernyataan itu.

Advertisement

Setelah kematian James Foley, ibunda Sotloff, Shirley, menyatakan dalam pesan video kepada pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, yang memohon keselamatan puteranya dan menyatakan dia tak memiliki pengaruh atas kebijakan AS.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif