News
Rabu, 1 Januari 2014 - 22:22 WIB

Terompet Bahan Plastik Mulai Geser Kertas

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, SLEMAN–Bisnis musiman akhir tahun yang selalu muncul adalah bisnis penjualan terompet. Akhir 2013 terompet berbahan plastik mulai menggeser terompet kertas. Meski harganya lebih mahal, pembeli cenderung memilih berbahan plastik karena lebih awet.

Pedagang terompet di Jalan Kaliurang, Supriyadi, Rabu (1/1/2014) mengatakan terompet plastik mulai menggeser pasar terompet kertas. Terompet jenis ini menurutnya mengeluarkan suara yang lebih nyaring dan tahan air. Harganya lebih tinggi yaitu Rp35.000 per terompet.

Advertisement

“Tahun ini banyak yang beli terompet plastik. Terutama malah mereka yang naik mobil. Mereka mampu membeli terompet dengan harga mahal, meskipun bentuknya tidak menarik,” kata Supriyadi.

Supriyadi mengaku dengan munculnya terompet plastik ini memang berhasil menggeser terompet kertas. “Bahkan kini ada terompet plastik dengan tabung, jadi tidak perlu ditiup,” katanya. Ia mengaku terompet ini tidak dibuat sendiri melainkan oleh produsen besar.

Pedagang terompet musiman lainnya, Suryanto mengatakan masih bertahan menjual terompet kertas. Pedagang asal Bantul yang juga berjualan di Jalan Kaliurang ini mengandalkan terompet berbentuk kepala naga.

Advertisement

“Sehari-hari saya sendiri berjualan tahu dan tempe. Tapi kalau masuk akhir tahun, saya biasanya membuat terompet dan menjualnya sendiri di Jalan Kaliurang,” kata Suryanto.

Meskipun sudah memasuki tahun baru, Suyanto mengaku masih tetap menjajakan terompet kreasinya sendiri itu. Pasalnya, penjualan setelah tahun baru juga masih banyak pembeli, khususnya anak-anak.

Kreasi terompet andalan Suyanto adalah terompet berbentuk kepala naga. Dia mengaku untuk satu terompet kepala naga ini dipatok dengan harga Rp20.000 per batang.

Advertisement

“Kalau yang biasa Rp5.000 sampai Rp15.000. Namun kalau sudah lewat perayaan tahun baru saya turunkan harganya, yang penting bisa balik modal saja,” kata Suyanto.

Suyanto mengaku, berjualan terompet memang bisnis tahunan yang memanfaatkan perayaan tahun baru. Dirinya mengaku menjalani ini sudah lebih dari 10 tahun terakhir ini.

“Penjulan tahun ini sangat sepi. Sebab hujan tidak juga berhenti menjelang pergantian tahun baru kemarin. Beruntung saya tidak membuat terlalu banyak, jadi tidak bahan bahan baku yang terbuang hanya penghasilan jadi menurun,” kata Suyanto.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif