News
Sabtu, 5 Februari 2022 - 09:03 WIB

Ternyata Ini Penyebab Gempa Magnitudo 5,5 di Banten

Newswire  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi seismograf. (freepik)

Solopos.com, JAKARTA —  Gempa magnitudo 5,5 yang kemudian diupdate menjadi magnitudo 5,2 di Banten pada Jumat (4/2/2022) pukul 17.10 WIB dipicu deformasi batuan kerak samudra Lempeng Indo-Australia.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan episenter gempa terletak pada koordinat 7,48 derajat lintang selatan; 105,92 derajat bujur timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 63 Km arah barat daya Bayah, Banten pada kedalaman 55 km.

Advertisement

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi [di Banten] merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi batuan pada kerak samudera lempeng Indo-Australia,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (4/2/2022).

Baca juga: Gempa Bumi Magnitudo 5,5 Guncang Banten, Tak Berpotensi Tsunami

Menurut dia, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa memiliki mekanisme pergerakan geser turun (oblique normal). Gempa tersebut berdampak dan dirasakan di daerah Pelabuhan Ratu dengan skala intensitas IV Modified Mercalli Intensity (MMI) (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), daerah Malingping, Bayah, Cihara, Panggarangan, Ciptagelar, Wanasalam, Sukabumi, Rangkas Bitung, Cireunghas, Cikeusik dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah terasa getaran seakan-akan truk berlalu).

Advertisement

Tak Berpotensi Tsunami

Kemudian daerah Sawarna, Pangalengan, Jakarta, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Tangerang Selatan, Parung Panjang dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang). Hasil pemodelan menunjukkan gempa ini tidak berpotensi tsunami.

“Hingga pukul 17.35 WIB, hasil pemantauan BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempa susulan [aftershock] dengan magnitudo M3,0,” ujarnya. lebih lanjut, Setiyo mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

“Selain itu, periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” terangnya.

Advertisement

Baca juga: Gempa Magnitudo 2,8 Guncang Timur Laut Sragen

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif