News
Jumat, 19 Oktober 2012 - 14:40 WIB

Terlibat Yakuza, Menteri Kehakiman Jepang Mundur

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Keishu Tanaka (yahoonews)

Keishu Tanaka (yahoonews)

TOKYO – Menteri Kehakiman Jepang, Keishu Tanaka, Jumat (19/10/2012), dilaporkan mengundurkan diri dari jabatannya meskipun baru 18 hari lalu ditunjuk untuk menempati posisi tersebut.

Advertisement

Menurut media-media Jepang seperti dilansir yahoonews, Tanaka mengundurkan diri setelah mengakui dirinya memiliki hubungan dengan kejahatan terorganissasi. Tanaka masuk ke kabinet tiga pekan lalu, sebagai bagian dari perombakan yang dilakukan Perdana Menteri Yoshihiko Noda.

Pada Jumat pagi, Tanaka melewatkan rapat kabinet dengan “alasan kesehatan”, ujar Kepala Sekretaris Kabinet Osamu Fujimura. Fujimura menolak memberi rincian kepada wartawan, namun sejumlah pihak mengonfirmasi Tanaka telah masuk ke ruimah sakit untuk perawatan.

Tanaka harus mengakui mempunyai hubungan dengan yakuza, setelah sebuah tabloid mengungkapkan informasi yang menyebut dirinya pernah bertindak sebagai penghubung bagi seorang mafia senior. Tanaka, yang fungsinya sebagai menteri kehakiman adalah untuk mengawasi kerja pengadilan, sempat menyampaikan maaf menyusul munculnya laporan itu namun menolak untuk mengundurkan diri.

Advertisement

“Saya tidak akan mundur. Hubungan dengan sindikat kejahatan adalah sebuah cerita kuno,” kata Tanaka, Kamis (18/10/2012) malam, seperti dilaporkan surat kabar Yomiuri Shimbun.

Namun para petinggi Partai Demokrat Jepang (DPJ) yang berkuasa mendesak Tanaka untuk mengundurkan diri. “Kami tidak bisa melindungi Tanaka lagi,” ujar senior DPJ yang dekat dengan Noda itu tanpa disebut identitasnya.

Kebetradaan kelompok yakuza di Jepang tidak ilegal, tetapi seperti mafia Italia atau triad China, yakuza banyak terlibat dalam berbagai kegiatan ilegal termasuk transaksi narkoba, prostitusi, lintah darat dan korupsi konstruksi.

Advertisement

Pengunduran diri politik yang didahului dengan “alasan kesehatan” sudah pernah terjadi di Jepang. Sebelumnya, jabatan pemimpin oposisi Shinzo Abe sebagai perdana menteri berakhir pada 2007 juga di bawah selubung rumah sakit itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif