News
Jumat, 30 Juni 2023 - 21:28 WIB

Terasa di Soloraya hingga Mojokerto, Ini Penyebab Gempa Bantul M6,4

Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gempa Mag:6.4, 30-Jun-23 19:57:43 WIB, Lok:8.63 LS,110.08 BT (86 km BaratDaya BANTUL-DIY). (BMKG)

Solopos.com, KULONPROGO — Aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia dan Eurasia menjadi penyebab gempa bumi berskala M6,4 pada Jumat (30/6/2023) sekitar pukul 19.57 WIB yang terasa hingga Soloraya, Nganjuk, Kebumen, Ponorogo, Kediri, sampai Mojokerto.

Gempa bumi yang berpusat di laut 81 kilometer arah selatan Kota Wates, Kabupaten Kulonprogo, D.I. Yogyakarta merupakan gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

Advertisement

Hal itu disampaikan Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono, dalam keterangan tertulis yang diterima Solopos.com.

Gempa tektonik tersebut terasa dengan skala intensitas IV MMI, yakni apabila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah dan skala intensitas III MMI, yakni getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu.

Sebagai informasi, Indonesia merupakan daerah rawan gempa bumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.

Advertisement

Penyebab gempa kali ini menurut BMKG adalah aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Lempeng Indo-Australia bergerak relatif ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatif ke arah barat. 

Zona Subduksi yaitu zona kejadian gempa bumi yang terjadi di sekitar pertemuan antar lempeng. Kendati episentrum gempa berkedalaman 67 kilometer, gempa terasa sangat kencang.

Hal itu dikarenakan mekanisme gempa yang terjadi berupa thrust fault, yang merupakan jenis patahan naik yang berpotensi menimbulkan getaran jika bergeser dengan kekuatan tertentu. 

Advertisement

Hal inilah yang diduga menyebabkan guncangan gempa terasa lebih kencang, walau hanya beberapa detik saja.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif