News
Rabu, 8 Februari 2017 - 22:32 WIB

Temui Panglima TNI, Chief of Australian Army Sampaikan Permohonan Maaf

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gatot Nurmantyo (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)

Chief of the Australian Army menyampaikan permohonan maaf angkatan bersenjata negara itu saat menemui Panglima TNI.

Solopos.com, JAKARTA — Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo didampingi Kasad Jenderal TNI Mulyono menerima kunjungan resmi Chief of the Australian Army Letnan Jenderal Angus Campbell di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (8/2/2017).

Advertisement

Champbell datang ke Indonesia sebagai utusan Chief of Defence Force Australian Defence Force Marsekal Mark Binskin untuk melakukan kunjungan ke Kasad Jenderal TNI Mulyono dan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Dalam pertemuan tersebut, Campbell menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan hasil investigasi insiden yang terjadi pada lembaga pendidikan bahasa Komando Pasukan Khusus Angkatan Darat Australia. Campbell menyampaikan rasa penyesalan yang mendalam dan permohonan maaf dari Panglima Angkatan Bersenjata dan Kepala Staf Angkatan Darat Australia atas insiden tersebut.

Campbell menyampaikan kepada Gatot bahwa militer Australia akan menghentikan kegiatan pelajaran pendidikan bahasa Indonesia sembari melakukan pembenahan internal satuan dan staf, tenaga pengajar, dan personel yang terlibat. Mereka juga akan merevisi materi pelajaran.

Advertisement

“Australian Defence Force juga menerapkan sanksi tegas kepada seluruh personel yang terlibat dan bertangggung jawab atas kejadian tersebut, yang berdampak terhadap karier mereka,” katanya seperti dalam keterangan tertulis, Rabu (8/2/2017).

Pada pertemuan tersebut, Gatot berterima kasih atas respons maupun tanggapan dari Chief of Defence Force dan Chief of the Australian Army yang mengambil langkah cepat dan tegas. “Pancasila merupakan ideologi negara Indonesia maupun bagi seluruh rakyat, sehingga rakyat Indonesia rela mati untuk membela ideologinya, apalagi bagi seorang prajurit TNI dan hal itu sangat sensitif dan menyakitkan,” tuturnya.

Gatot menambahkan telah menerima permohonan maaf tersebut dan menyadari bahwa pada era kompetisi global saat ini, persatuan dan persahabatan sangat diperlukan bagi Negara bertetangga dengan tidak mengenyampingkan perbedaan yang ada.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif