News
Selasa, 7 Juni 2011 - 08:25 WIB

Tekan biaya listrik, Menteri BUMN izinkan PLN impor gas

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta (Solopos.com)–Biaya Produksi Penyediaan (BPP) listrik oleh PLN bisa ditekan lebih murah asal PLN sudah dapat pasokan gas yang cukup. Bahkan jika impor gas diperbolehkan jika memang harganya bisa lebih murah ketimbang membeli BBM.

Hal ini diutarakan oleh Menteri BUMN (Badan Usaha Milik Negara), Mustafa Abubakar usai menghadiri rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, Jakarta, Senin malam (6/6/2011).

Advertisement

“Kalau memang tidak ada rencana menaikkan TDL (Tarif Dasar Listrik), jawaban satu-satunya adalah menyediakan gas,” pungkasnya.

Dengan adanya pasokan gas, anggaran serta BPP dari PLN untuk listrik bisa turun drastis. Pemerintah juga telah memberikan lampu hijau untuk impor gas jika memang nantinya bisa mendapatkan harga yang lebih murah.

“Untuk kepastian pasokan gas, sudah mulai ada, seperti di Medan, ada kesanggupan sekian-sekian. Kita juga negosiasi terus. Kalau memang pasokannya masih jauh dari cukup, tidak menutup kemungkinan kita bawa (impor) dari luar, dari Qatar, Kuwait. Itu bisa saja, tidak ada yang larang. Kalau dari luar (gas dan harganya) masih lebih murah daripada beli BBM, itu bisa diurus secara B to B,” terang Mustafa.

Advertisement

Menanggapi adanya asumsi naiknya subsidi listrik hingga Rp 18 triliun di 2012, Mustafa menyampaikan bahwa hal tersebut bisa terjadi jika TDL tidak naik, Margin listrik PLN masih belum berubah, dan masih menggunakan BBM.

“Sejauh ini dipesankan supaya PLN lakukan efisiensi baik itu menekan losses, BPP, dan sebagainya. Mereka mengupayakan secara maksimal. Namun ada batasnya, makanya satu-satunya jawaban adalah gas,” timpal Mustafa.

Ia menilak, PLN masih bisa menggunakan batubara yang saat ini sedang tinggi harganya. Setidaknya langkah itu dapat mengurangi penggunaan BBM.

Advertisement

“Batubara juga ada peluang bagi PLN, yaitu dengan sistim gasification, tapi itu kan butuh step lagi. Kalau gas kan tidak,” tanggapnya.

(detik.com/tiw)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif