SOLOPOS.COM - Ilustrasi moda transportasi berbasis aplikasi alias angkutan online. (gmanetwork.com)
Pengguna Gocar merasakan tarif yang jauh lebih mahal. Order pun tak direspons seiring para pengemudi yang offline.
Solopos.com, SOLO — Pengguna rutin layanan transportasi berbasis aplikasi GoCar merasakan perubahan besar akhir-akhir ini. Mulai tarif yang jauh lebih mahal, hingga pesanan (order) yang tak mendapatkan respons. Apakah Anda mengalami situasi serupa?
Di Solo, sejumlah warga mengaku merasakan perubahan saat menggunakan layanan GoCar. Rabu (7/3/2018), ada yang mengatakan tarif yang dikenakan lebih mahal dari biasanya. Tapi, ada juga yang harus mengurungkan niatnya untuk bepergian dengan penyedia jasa tersebut karena tidak mendapatkan respons sesuai keinginannya.
Seorang warga Sukoharjo, Ismail, mengatakan dirinya berencana memggunakan jasa transportasi berbasis aplikasi on line tersebut. “Rencana mau order dari Pasar Nongko, Solo menuju Grogol, Sukoharjo. Biasanya tarifnya Rp22.000 tapi saat itu naik menjadi Rp63.000,” kata dia kepada Solopos.com, Rabu.
Setelah mengetahui tarifnya, dia pun membatalkan order. Dia memilih menggunakan taksi konvensional dengan tarif Rp35.000.
Peningkatan tarif hingga 300 persen juga terjadi. Misalnya dari kawasan Fajar Indah memuju Telukan, Sukoharjo, yang biasanya sekitar Rp40.000, kini menjadi sekitar Rp120.000.
Warga lain, Irawan, memgatakan pada Rabu siang di berencana untuk menggunakan jasa Go Car dari wilayah Manahan menuju Solo Grand Mall (SGM). “Tapi tidak ada respons, mungkin tidak ada driver yang beroperasi,” kata dia.
Hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan dari pihak Gojek. Manajemen tingkat regional yang Espos hubungi belum memberikan jawaban terkait hal itu.