News
Sabtu, 16 Januari 2021 - 14:37 WIB

Takbir Pilot Garuda dan Keajaiban Pendaratan di Bengawan Solo, 16 Januari 2002

Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pesawat Boeing 737-300 Garuda Indonesia GA41 melakukan pendaratan darurat di Sungai Bengawan Solo. (Wikimedia.org)

Solopos.com, KLATEN – Kecelakaan pesawat Garuda GA 421 yang mendarat darurat di Sungai Bengawan Solo, Serenan, Klaten, menjadi suatu peristiwa ajaib. Seluruh penumpang di dalam pesawat itu selamat, sementara adaa satu kru yang meninggal dunia.

Penerbangan yang dipimpin pilot Kapten Abdul Razak itu awalnya berjalan mulus. Tetapi saat hendak mendarat, peswat Boeing 737-300 rute Lombok-Yogyakarta yang ia kemudikan mengalami masalah mesin.

Advertisement

Viral Setelah Ribut Dengan Bupati Sukoharjo, Pasutri Bakul Satai Ini Senang Keluhannya Didengar

Mesin pesawat mendadak mati seusai menerobos awan badai mengandung petir dan es. Pilot Abdul Rozaq dan kopilot Haryadi Gunawan pun panik.

Advertisement

Mesin pesawat mendadak mati seusai menerobos awan badai mengandung petir dan es. Pilot Abdul Rozaq dan kopilot Haryadi Gunawan pun panik.

Haryadi mengambil mikrofon untuk memberikan informasi kepada penumpang di kabin. Sayangnya,jalur komunikasi dari kokpit ke kabin sudah mati.

Kapten Abdul Rozaq kemudian meminta seluruh penumpang berdoa karena dia meemutuskan pesawat Garuda itu mendarat darurat di Sungai Bengawan Solo.

Advertisement

Anti-Mainstream! Sejoli Di Solo Ini Menikah Diiringi Pagar Bagus Pria-Pria Kekar Berotot

Meski sudah yakin melakukan pendaratan darurat, Kapten Abdul Rozaq panik saat melihat ada banyak jembatan yang melintang di  atas Sungai Bengawan Solo. Meski demikian, dia pun berusaha sekuat tenaga agar pesawat Garuda mendarat darurat dan semuanya mampu selamat.

"Jadi begitu sulitnya saya mendaratkan pesawat itu di antara dua jembatan," katanya.

Advertisement

Lokasi

Lokasi pendaratan pesawat tersebut berada di sisi timur desa yang terkenal sebagai penghasil ukiran di Klaten. Kala itu, pesawat terbang dari Ampenan (Mataram) dengan tujuan Jogja.

19 Tahun Lalu, Pesawat Garuda Tembus Badai Es & Mendarat di Bengawan Solo Serenan Klaten

Dalam insiden itu seorang pramugari, Santi Anggareni, meninggal dunia. Sementara 54 penumpang dan empat awak lainnya selamat, meski mengalami luka-luka.

Advertisement

Kecelakaan tersebut mendapat sorotan dunia internasional terutama Amerika Serikat selaku produsen Boeing yang juga menurunkan tim investigasi National Transportasi Sefety Board (NTSB), membantu penyelidikan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif