News
Selasa, 8 Desember 2020 - 22:27 WIB

Tak Tertular Covid-19 Jauh Lebih Utama

Cahyadi Kurniawan  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penggunaan masker mencegah virus corona. (Freepik)

Solopos.com, SOLO--Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, merasa dirinya kini tak lagi sekuat sebelum ia terinfeksi Covid-19. Sekarang, tubuhnya lebih mudah merasa lelah dan kadang merasakan seolah demam padahal suhu tubuhnya normal.

Bima Arya tertular Covid-19 pada Maret 2020 sepulang dari perjalanannya ke Turki. Mula-mula, dirinya hanya merasakan demam seperti gejala demam berdarah. Gejala itu disertai pusing, mual, dan kadang batuk-batuk.

Advertisement

Hasil tes swabnya menunjukkan positif. Ia menjadi pasien Covid-19 nomor satu di Kota Bogor. Ia sempat dirawat selama 22 hari sebelum akhirnya dinyatakan sembuh dengan hasil tes swab negatif.

“Orang Bogor itu susah banget dikasih tahu. Masa harus ada yang positif supaya baru percaya Covid itu berbahaya,” celetuk Bima Arya dalam suatu rapat sebelum menerima kabar hasil tes swab-nya positif.

Advertisement

“Orang Bogor itu susah banget dikasih tahu. Masa harus ada yang positif supaya baru percaya Covid itu berbahaya,” celetuk Bima Arya dalam suatu rapat sebelum menerima kabar hasil tes swab-nya positif.

Meski sembuh, Bima Arya masih merasakan gejala di tubuhnya. Ia merasa mudah lelah. Jika sebelumnya ia biasa bekerja dari subuh hingga malam. Kini, ia merasa lelah jika sudah sore.

“Kedua, semriwing-semriwing. Kaya merasa demam tapi suhu badan normal. Tapi di dalam panas. Kalau dibawa lari, gowes enggak kerasa itu,” ujar dia, dalam talkshow virtual yang digelar Satgas Covid-19, Jumat (4/12/2020).

Advertisement

Kemampuan Terbatas

Cerita senada juga disampaikan Lektor Kepala di Divisi Mikrobiologi Medik FKH IPB University, drh. Eko Sugeng Pribadi. Eko mengatakan meski dirinya sembuh dari Covid-19, ia belum merasakan tubuhnya benar-benar sehat. Ia masih merasakan sulit bernapas panjang dan dalam. Sesak napas juga dirasakan saat dirinya batuk. Kemampuan Eko juga menjadi terbatas saat berkegiatan yang memerlukan napas panjang.

“Saya rasakan sekarang paling parah itu kaki saya masih lemah. Kalau naik tangga tidak bisa, berlari apalagi. Jalan cepat juga gak bisa,” kata Eko, yang juga penyintas Covid-19.

Hingga kini, Eko masih tak mengerti bagaimana dirinya bisa tertular padahal ia merasa disiplin menjalani protokol kesehatan salah satunya memakai masker. Mula-mula ia merasakan demam dan seperti gejala tipes. Ia lalu minum obat untuk menghilangkan demam dan tipes. Hasil lab menunjukkan negatif tipes namun demamnya tak hilang.

Advertisement

Ia lalu menduga terkena demam berdarah. Periksa untuk demam berdarah ternyata positif. Namun, hasil laboratorium memperlihatkan rasio neutrofil dan limfositnya sangat tinggi. Ia menduga dirinya mengalami sepsis.

“Saya berpikir paralel dan istri menganjurkan untuk tes PCR dan foto toraks. Kedua hasil itulah yang menunjukkan hasil positif,” ujar Eko.

Kepala Dispertan PP Karanganyar Positif Covid-19, Kantor Tutup Sampai Rabu

Advertisement

Saling Mengingatkan

Eko mengajak seluruh masyarakat pentingnya mengingat pesan ibu. Pesan itu yakni memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Masyarakat juga diminta sering mencuci tangan pakai sabun.

“Saya juga bingung kenapa saya bisa tertular. Saya hanya bisa ambil hikmahnya. Ada yang bilang ini konspirasi, ini adalah nyata. Apalagi saya seorang mikrobiolog saya yakin sejak awal virus ini ada,” kata Eko.

Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito, mengatakan siapapun bisa tertular Covid-19. Peluang tertular terjadi saat pergi ke luar rumah, membuka pintu, dan lainnya.

Wiku mengajak seluruh masyarakat gotong royong melawan Covid-19. Masyarakat harus saling mengingatkan pentingnya disiplin menjalani 3M seperti memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan guna mencegah penularan Covid-19.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif