News
Selasa, 9 Februari 2021 - 13:43 WIB

Tak Lagi Ikuti Jejak Trump Akui Golan Bagian Israel, Ini Penjelasan Menlu AS

Newswire  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Antony Blinken Menlu Pilihan Presiden AS Joe Biden (share.america.gov)

Solopos.com, WASHINGTON--Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken tidak lagi mengikuti jejak pemerintahan Donald Trump yang mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai bagian dari wilayah Israel.

Walaupun demikian, Blinken, saat diwawancarai CNN, Senin (8/2/2021) mengatakan Dataran Tinggi Golan merupakan daerah yang penting bagi keamanan Israel.

Advertisement

Eks presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada 2019 memberi pengakuan resmi terhadap Dataran Tinggi Golan sebagai bagian dari kedaulatan Israel.

Baca Juga: Jokowi Bebaskan Wartawan Dari Pajak Penghasilan Sampai Juni 2021

Advertisement

Baca Juga: Jokowi Bebaskan Wartawan Dari Pajak Penghasilan Sampai Juni 2021

Israel menduduki paksa Dataran Tinggi Golan dari Suriah setelah perang di Timur Tengah pada 1967. Daerah itu pun dicaplok paksa oleh Israel pada 1981, meskipun langkah itu dikecam oleh banyak negara.

"Untuk kepentingan praktis, pengawasan atas situasi di Golan, menurut saya, masih jadi hal penting bagi keamanan di Israel," kata Blinken saat diwawancarai CNN seperti dilansir Antaranews.

Advertisement

Baca Juga: PNS, TNI, Polri, Hingga Pegawai BUMN Dilarang Ke Luar Kota Saat Libur Imlek

Mencaut Pengakuan Resmi

Ia menambahkan Pemerintah Suriah, yang dipimpin oleh Presiden Bashar al-Assad, serta kelompok militan bersenjata yang didukung oleh Iran merupakan "ancaman serius" bagi keamanan Israel.

Penasihat Biden itu sebelumnya mengatakan ia tidak akan mencabut pengakuan resmi AS terhadap kedaulatan Israel di Golan. Blinken juga sempat menegaskan komitmen pemerintahan Biden akan mempertahankan Kedutaan Besar AS di Yerusalem.

Advertisement

Pemerintahan Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, bertentangan dengan kebijakan luar negeri AS sebelumnya.

Baca Juga: PPKM II Kota Madiun: Positif Covid-19 Tambah 216 Kasus, 17 Orang Meninggal

Biden bersama timnya mengatakan mereka akan memulihkan kembali hubungan dengan Palestina yang sempat putus saat pemerintahan Trump. Biden juga akan menyalurkan kembali bantuan dan menolak aksi-aksi sepihak, misalnya pembangunan pemukiman secara ilegal di daerah pendudukan.

Advertisement

Kegagalan Biden untuk menghubungi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memancing banyak pertanyaan di kalangan para ahli dan pengamat di Timur Tengah. Jika melihat ke dua pendahulu Biden, Obama dan Trump dapat berbicara langsung dengan Netanyahu beberapa hari setelah resmi menjabat.

"Saya yakin mereka akan meluangkan waktu untuk berbicara dalam waktu dekat ini,"ujar Blinken.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif