News
Minggu, 17 Oktober 2021 - 15:29 WIB

Tak Diundang ke KTT ASEAN, Junta Myanmar Tuding Ada Intervensi Asing

Newswire  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bendera Myanmar saat ini. (Freepik.com)

Solopos.com, BANDAR SERI BEGAWAN — Junta Myanmar Zaw Min Tun menuding adanya intervensi asing atas keputusan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk tidak mengundang pemimpin militer Min Aung Hlaing dalam KTT yang dijadwalkan pada 26-28 Oktober.

Jubir Junta Myanmar, Zaw Min Tun kepada kantor berita BBC mengatakan bahwa Amerika Serikat dan perwakilan Uni Eropa (EU) telah menekan para pemimpin lain dari 10 anggota ASEAN untuk mengucilkan pemimpin junta dalam KTT.

Advertisement

“Intervensi asing juga bisa dilihat di sini. Sebelumnya, kami mengetahui bahwa beberapa utusan dari beberapa negara bertemu dengan Kementerian Luar Negeri AS dan menerima tekanan dari EU,” kata Zaw Min Tun, Sabtu (16/10/2021) seperti dilansir Antaranews.

ASEAN telah memutuskan untuk tidak mengikutsertakan pemimpin junta Myanmar dalam KTT akhir bulan ini, karena kegagalan militer dalam menjalankan proses perdamaian guna mengakhiri krisis berdarah yang dipicu kudeta terhadap pemerintahan terpilih Myanmar pada 1 Februari 2021. Sebagai gantinya, seorang tokoh non-politik Myanmar akan diundang dalam pertemuan puncak tersebut.

Advertisement

ASEAN telah memutuskan untuk tidak mengikutsertakan pemimpin junta Myanmar dalam KTT akhir bulan ini, karena kegagalan militer dalam menjalankan proses perdamaian guna mengakhiri krisis berdarah yang dipicu kudeta terhadap pemerintahan terpilih Myanmar pada 1 Februari 2021. Sebagai gantinya, seorang tokoh non-politik Myanmar akan diundang dalam pertemuan puncak tersebut.

Baca Juga: Suara Azan di Jakarta Disorot Media Asing, Bagaimana Aturannya di Arab?

Brunei Darussalam selaku ketua ASEAN tahun ini mengatakan keputusan tersebut diambil setelah tidak tercapainya konsensus di antara anggota ASEAN tentang kehadiran perwakilan politik dari Myanmar.

Advertisement

Pernyataan itu tidak menyebut Min Aung Hlaing atau nama tokoh lain yang akan diundang untuk menggantikannya. Brunei juga mengatakan bahwa beberapa anggota ASEAN menerima permintaan dari Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar, yang dibentuk oleh lawan-lawan junta, untuk hadir dalam KTT.

Baca Juga: Kekhawatiran Peraih Nobel Perdamaian Terkait Banjir Informasi di Medsos

Langkah Berani

Keputusan untuk mengecualikan pemimpin junta menandai langkah berani yang langka yang diambil oleh ASEAN, yang selama ini memiliki kebijakan untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri satu sama lain dan telah lama tidak menggunakan sanksi atau tindakan keras lain terhadap Myanmar.

Advertisement

Kementerian Luar Negeri Singapura mengatakan langkah untuk mengecualikan kepala junta Min Aung Hlaing adalah keputusan yang sulit, tetapi perlu, untuk menegakkan kredibilitas ASEAN.

Singapura dalam pernyataannya mendesak Myanmar untuk bekerja sama dengan utusan khusus ASEAN Erywan Yusof.

Erywan telah menunda kunjungan yang telah lama direncanakan ke negara itu dalam beberapa pekan terakhir dan meminta untuk bertemu dengan semua pihak di Myanmar, termasuk pemimpin yang digulingkan Aung San Suu Kyi.

Advertisement

Baca Juga: Anak Balita Tembak Ibu hingga Meninggal di AS, Ayah Didakwa

Junta sebelumnya mengatakan akan menerima kunjungan Erywan, tetapi dia tidak akan diizinkan untuk bertemu Suu Kyi yang saat ini dipenjara atas tuduhan kejahatan.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah mengatakan akan tergantung pada junta Myanmar untuk memutuskan perwakilan alternatif untuk hadir dalam KTT.

“Kami tidak pernah berpikir untuk mengeluarkan Myanmar dari ASEAN, kami percaya Myanmar memiliki hak yang sama [seperti kami],” kata Saifuddin kepada wartawan, seperti dilaporkan Bernama.

“Tetapi junta belum mau bekerja sama, jadi ASEAN harus tegas mempertahankan kredibilitas dan integritasnya,” ujar dia, menambahkan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif