News
Jumat, 11 Februari 2022 - 21:27 WIB

Tahun Ajaran 2022 Pakai Kurikulum Merdeka, Ini Penjelasan Mendikbud

Nancy Junita  /  Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim. (Suara.com)

Solopos.com, JAKARTA — Untuk memulihkan pembelajaran pascapandemi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan Merdeka Belajar Episode Kelimabelas: Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menekankan, pentingnya penyederhanaan kurikulum dalam bentuk kurikulum dalam kondisi khusus(kurikulum darurat).

Advertisement

“Penyederhanaan kurikulum darurat ini efektif memitigasi ketertinggalan pembelajaran pada masa pandemi Covid-19,” terangnya saat peluncuran Merdeka Belajar Episode Kelimabelas secara daring, pada Jumat (11/2/2022), dikutip Solopos.com dari Bisnis.

Baca Juga: Kurikulum Nasional akan Dikaji Ulang pada 2024

Advertisement

Baca Juga: Kurikulum Nasional akan Dikaji Ulang pada 2024

Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus, kata Nadiem semakin menguatkan pentingnya perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara lebih komprehensif.

Arah perubahan kurikulum yang termuat dalam Merdeka Belajar Episode 15 ini adalah struktur kurikulum yang lebih fleksibel, fokus pada materi yang esensial, memberikan keleluasan bagi guru menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik, serta aplikasi yang menyediakan berbagai referensi bagi guru untuk terus mengembangkan praktik mengajar secara mandiri dan berbagi praktik baik.

Advertisement

Baca Juga: Budi Daya Merpati Berdaya Ingat Kuat dan Kurikulum Darurat

Pilihan pertama, Kurikulum 2013 secara penuh. Pilihan kedua, Kurikulum Darurat yaitu Kurikulum 2013 yang disederhanakan, dan pilihan ketiga adalah Kurikulum Merdeka.

“Untuk itu, pemerintah akan menyiapkan angket untuk membantu satuan pendidikan menilai tahapan kesiapan dirinya menggunakan Kurikulum Merdeka,” ujar Nadiem dalam keterangan tertulisnya.

Advertisement

Menag Mendukung

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, mendukung penuh langkah Kemendikbudristek yang akan melaksanakan kebijakan Kurikulum Merdeka mulai tahun 2022 sebagai upaya pemulihan pembelajaran.

“Saya yakin kurikulum ini mampu mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa serta memberi ruang yang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar,” tutur Yaqut.

Sementara, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menyambut baik hadirnya Kurikulum Merdeka.

Advertisement

Menurutnya, Kurikulum Merdeka merupakan transformasi pembelajaran yang penting, bukan saja dalam menghadapi pendidikan pasca pandemi tapi juga untuk menghadapi situasi dunia yang terus berubah sesuai dengan perkembangan zaman.

Baca Juga: Kurikulum Prototipe untuk Memulihkan Pembelajaran

“Saya percaya setiap anak itu unik, oleh karena itu pendekatan yang holistik fleksibel dan fokus pada kompetensi anak adalah kunci untuk mengembangkan anak secara maksimal demi cita-cita yang ingin mereka raih,” ujar Hetifah.

Pelaksanaan Kurikulum Merdeka tak lepas dari peran guru. Danang Hidayatullah, Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia, menganggap bahwa Kurikulum Merdeka merupakan bagian dari guru di sekolah.

Menurutnya, guru harus bisa menyelaraskan adanya perubahan.

“Kita harus sama-sama bergerak dan menggerakkan adanya pemerataan dan penyelarasan dari perubahan ini,” tegasnya.

Senada dengan itu, Sofie Dewayani dari Litara Foundation menyampaikan untuk meningkatkan kompetensi literasi siswa diperlukan struktur kurikulum yang fleksibel dan memberikan ruang bagi guru untuk melakukan inovasi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif