Semarang (Espos)--Pihak keluarga Susanti, guru wiyata bakti SMP Ma’arif NU Kendal, penderita penyakit langka Guillain Barre Syndrom (GBS) hanya bisa pasrah terhadap kelanjutan pengobatan yang telah menelan biaya Rp 270 juta.
“Keluarga sudah tak punya biaya pengobatan Susanti lagi,” kata Sumardi kakak kandung Susanti ketika ditemui Esposseusai bertemu anggota Komisi E DPRD Jateng di Semarang, Selasa (31/8).
Menurutnya, untuk biaya pengobatan Susanti telah menjual harta benda, termasuk tanah pekarangan. Saat ini yang tersisa hanya sebuah rumah yang ditempati keluarga.
“Hanya tinggal rumah yang sekarang kami tempat bersama orang tua dan adik-adik,” ujarnya dengan nada pelan.
Kondisi Susanti sampai sekarang belum ada perkembangan, masih tergolek tak berdaya di ruang ICU Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung, Kota Semarang.
Warga Kedungpucang RT 02 RW7, Tunggulsari, Brangsong, Kendal ini tak bisa menggerakan anggota tubuhnya, hanya bagian jari jemari tangan dan kaki, serta bola matnya yang dapat bergerak.
Untuk membantu pernfasan Susanti, yang dirawat sejak 11 Juli 2010 lalu, pihak rumah sakit memasang selang ventilator di bagian hidung dan mulutnya.
oto