News
Senin, 9 September 2013 - 17:55 WIB

Survei Twitter, Jokowi Tak Tertandingi

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jokowi (JIBI/dok)

Solopos.com, JAKARTA--Fenomena popularitas Joko Widodo dalam berbagai survei mengalami hal serupa di jejaring sosial twitter. Dalam rentang hanya setahun, 8 September-8 September 2013, ada sekitar 6,9 juta kicauan tentang Jokowi.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh lembaga penelitian Prapanca Reseach (PR) dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Senin (9/9/2013).

Advertisement

“Jumlah [kicauannya] jauh di atas kandidat-kandidat kuat presiden lainnya,” ujar Adi Ahdiat, analis PR.

Untuk menggambarkan dominasi Jokowi dalam perbincangan Twitter ini, Adi membandingkan jumlah celoteh tentang Jokowi dengan nama-nama capres lain digabungkan.

Advertisement

Untuk menggambarkan dominasi Jokowi dalam perbincangan Twitter ini, Adi membandingkan jumlah celoteh tentang Jokowi dengan nama-nama capres lain digabungkan.

Sesudah dijumlahkan sekalipun, total perbincangan yang meliputi tentang Prabowo, Megawati, Wiranto, dan Aburizal Bakrie baru mencapai sekitar 1,3 juta.

Jumlah tersebut tersebut sampai seperlima jumlah perbincangan tentang Jokowi.

Advertisement

“Setelah semuanya dijumlahkan, nominalnya pun baru separuh dari perbincangan tentang Jokowi. Begitulah gambaran dominasi nama Jokowi di media sosial,” tambah Adi.

Adi menjelaskan, melesatnya popularitas Jokowi itu tak lepas dari pencalonan dan kemenangannya dalam Pilkada Jakarta.

Perbincangan tentangnya mulai melonjak ketika November 2011, namanya mulai digadang-gadang sebagai kandidat DKI-1.

Advertisement

Sebelum itu, citra Jokowi sebagai wali kota yang istilahnya ‘ngewongke wong’ memang sudah ada,tetapi cenderung mengendap dalam ingatan publik dan belum diperbincangkan.

Sesudah memenangkan kursi Gubernur DKI, perbincangan tentang Jokowi konstan di atas angin.

Adapun perbincangan tentang Joko Widodo (Jokowi) rata-rata mencapai 18.000 celoteh per hari sejak 20 September 2012.

Advertisement

Bahkan, jumlah tersebut lebih tinggi dari grup band Metallica, idola Jokowi sendiri, yang hanya mencapai 11.000 pembicaraan per hari.

Adi menilai Jokowi tidak lagi memerlukan partai selain sebatas untuk formalitas jika dirinya hendak maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 seiring dengan pembicaraan tentang dirinya yang sedemikian marak.

“Tapi partai politiklah yang memerlukan dia, tanpa perlu susah-susah beriklan di media besar atau diusung kendaraan politik tertentu, pembicaraan tentang Jokowi akan menyebar dan menular di masyarakat dengan sendirinya, dengan kecepatan tinggi,” tegasnya.

Apapun keputusan Sang Gubernur DKI untuk maju pada 2014, dia mengatakan pihaknya hanya berharap semoga Jokowi melakukannya demi rakyat.

“Sebab disadari atau tidak, apa pun yang dilakukan beliau sekarang akan sangat menentukan wajah Indonesia ke depan,” katanya.

Menurutnya, kemunculan Jokowi dalam pentas perpolitikan belakangan ini membawa “efek kejut” yang tak bisa diabaikan.

Sosok yang sebelumnya membangun karier politiknya dengan menjadi Wali Kota Surakarta, kemudian Gubernur DKI Jakarta hingga sekarang, tak lagi sekadar sosok potensial untuk maju dalam pemilihan presiden tahun depan.  Jokowi sudah menguasai bursa survei-survei kandidat capres sebagai capres terpopuler.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif