News
Senin, 1 April 2013 - 21:35 WIB

SURPLUS : Jateng Surplus 146.000 Ton Bawang Merah

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SEMARANG — Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Jateng mengungkapkan Jateng saat ini mengalami surplus bawang merah 146.000 ton. Menurut Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Jateng, Aris Budiono total produksi bawang merah telah mencapai 357.000 ton per tahun.

“Sedang kebutuhan konsumsi bawang merah warga Jateng sebanyak 157.000 ton per tahun, sehingga ada surplus 146.000 ton,” katanya dalam diskusi Dongeng Klasik Bawang Merah dan Putih di Hotel Quest, Semarang, Senin (1/4/2013).

Advertisement

Diskusi yang digelar FM Sindo Trijaya Semarang itu juga menghadirkan pembicara Ketua Komisi B DPRD Jateng, Wasiman dan anggota Dewan Riset Daerah Jateng, Prof Budi Widianarko.

Lebih lanjut Aris, mengungkapkan kebutuhan konsumi bawang merah rata-rata warga Jateng sebanyak 4,56 kilogram per kapita per tahun. ”Kontribusi produksi bawang merah dari Jateng ke nasional sebanyak 32 persen,” imbuhnya.

Kebutuhan bawang merah itu dipasok dari sentra produksi komoditas itu antara lain di Brebes, Tegal, Kendal, Pati, dan Demak.
Dengan kondisi ini, Aris meminta kepada pemerintah pusat untuk mengatur impor bawang merah, supaya tidak merugikan petani dalam negeri.

Advertisement

Dari hasil dialog dengan petani bawang merah saat terjadi lonjakan harga beberapa waktu lalu, sambung dia, petani tidak melarang adanya impor bawang merah.

Petani mempersilahkan pemerintah melakukan impor bawang merah pada Januari sampai Mei, tapi pada Juni hingga Desember kran impor bawa merah harus dihentikan, karena mamasuki musim panen.

”Jadi pengaturan impor bawang merah ini sangat penting, supaya tak merugikan petani,” tandasnya.

Advertisement

Sedang anggota Dewan Riset Daerah Jateng, Budi Widianarko menilai selama ini pemerintah tidak serius dalam pengelolaan produk pertanian, termasuk bawang merah.

Pemerintah tidak pernah membuat data yang valid atas produk-produk pertanian yang ada, sehingga bila terjadi gejolak harga seperti bawang merah, bawang putih beberapa waktu lalu penangananya tidak secara sporadis.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif