News
Jumat, 14 Oktober 2011 - 15:43 WIB

Sultan minta maaf Malioboro ditutup

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sultan HB X (JIBI/SOLOPOS/doc)

Jogja (Solopos.com)– Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sekaligus Gubenur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta maaf kepada warga Jogja terkait penutupan jalan Malioboro saat gladi dan kirab pernikahan putri bungsunya GRAj Nurastuti Wijareni dan Achmad Ubaidillah.

Advertisement

Sri Sultan Hamengku Buwono X kepada wartawan, Jumat (14/10/2011) menyatakan permintaan maafnya lantaran penutupan jalan otomatis menyebabkan ketidaknyamanan warga pengguna jalan tersebut, baik untuk berbelanja maupun berwisata.

Jalan Malioboro ditutup saat gladi resik kirab pengantin Jumat (14/10/2011) pada pukul 16.30 WIB dan saat kirab pernikahan 18 Oktober mendatang pada sore hari. Pengantin diarak dari keraton ke Bangsal Kepatihan. “Saya minta maaf kepada masyarakat saat acara kirab karena akan mengganggu kenyamanan warga yang berpergian,” tuturnya.

Sultan meminta penutupan jalan dilakukan setelah pasar Beringharjo tutup atau sekitar pukul 15.30 WIB agar aktifitas jual beli di pasar tradisional itu tidak terganggu. “Kalau jam 15.00 WIB, Beringharjo masih ramai, saya inginnya setelah jam 15.00 WIB,” terangnya.

Advertisement

Selain itu, Gubernur juga menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang sudah berpartisipasi. Seperti menyediakan ratusan angkringan gratis dan pesta rakyat berupa pentas kesenian. Partisipasi itu menurutnya sangat berharga bagi masyarakat yang menonton jalannya kirab. Sehingga penonton tak hanya berdiri saja tapi juga menikmati pentas seni dan jajanan gratis.

“Saya cuma bisa katakan terimakasih, kepada panitia, warga masyarakat, pengusaha dan toko-toko di Malioboro, kabupaten, kota lembaga kebudayaan yang secara antusias berpartisipasi. Sehingga masyarakat yang berdiri dapat menikmati kesenian. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Nya,” katanya. Raja Keraton Jogja itu juga meminta agar semangat gotong royong dan kebersamaan seperti ini tetap dikelola masyarakat Jogja. JIBI/Harian Jogja/bes

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif