News
Senin, 27 Juni 2022 - 13:29 WIB

Stop! Naik Gunung Lawu Dilarang Pakai Baju Hijau & Batik Mrutu Sewu

Sri Sumi Handayani  /  Chelin Indra Sushmita  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gunung Lawu. (Indonesia.go.id)

Solopos.com, KARANGANYAR — Jalur pendakian Gunung Lawu diyakini sebagai yang tertua di Tanah Jawa. Gunung yang membentang di antara Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, dan Magetan, Jawa Timur, ini memiliki sederet pesona bagi para pencinta alam.

Sampai saat ini, gunung setinggi 3.265 mdpl itu menjadi salah satu favorit pendaki. Meski sudah sering ditaklukkan, pendakian ke Gunung Lawu bukan tanpa tantangan.

Advertisement

Gunung yang diyakini sebagai salah satu tempat sakral di Pulau Jawa itu menyimpan sederet misteri dan kental dengan aura mistis.

Berdasarkan pengalaman, sejumlah pendaki sempat mengalami kejadian tak terduga saat mencoba naik ke Gunung Lawu.

Advertisement

Berdasarkan pengalaman, sejumlah pendaki sempat mengalami kejadian tak terduga saat mencoba naik ke Gunung Lawu.

Ada sejumlah pantangan yang harus ditaati pendaki saat hendak mendaki ke puncak Gunung. Salah satunya berkaitan dengan pakaian.

Baca juga: Tangga ke Gunung Lawu Dibangun Agar Tak Ada Pendaki Tersesat

Advertisement

Motif mrutu sewu yang berbentuk serangka kecil menyerupai titik-titik berwarna putih itu akan terlihat samar saat berada di antara pepohonan.

“Kalau secara logika misalnya tidak boleh pakai motif mrutu sewu. Itu nanti kalau dia agak jauh dari teman-temannya enggak bisa kelihatan. Secara logika masuk akal,” katanya kepada Solopos.com pada 2020 lalu.

Motif mrutu sewu ini identik dengan warna hitam putih dengan corak yang begitu khas.

Advertisement

Baca juga: Misteri Hargo Dalem Gunung Lawu, Tempat Paling Sakral di Tanah Jawa

Selain mrutu sewu, pendaki Gunung Lawu juga dilarang menganakan pakaian atau atribut berwarna hijau pupus. Hal ini dikarenakan warna hijau pupus menyerupai dedaunan.

“Tetapi sebetulnya bisa dinalar kok. Kalau pakai atribut, pakaian warna hijau pupus menyerupai dedaunan maka saat terpisah dari rombongan akan susah ditemukan. Ijo pupus itu kan warna alam,” beber Korlap Bidang Destinasi Dispapora Karanganyar, Nardi.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif