News
Sabtu, 27 Desember 2014 - 19:45 WIB

SONY PICTURES DIRETAS : Setelah The Interview, Pyongyang Marah Lagi Soal Putusnya Internet

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Film The Interview akan dirilis secara online (21stcenturywire.com)

Sony Pictures diretas dan jaringan bioskop besar takut menayangkan film The Interview. Korea Utara juga menuduh AS di balik putusnya jaringan internet negara itu.

Solopos.com, PYONGYANG — Korea Utara menuduh Amerika Serikat (AS) sebagai pihak yang bertanggunjawab atas terganggunya jaringan internet di negara itu selama beberapa hari terakhir. Pasalnya, hal itu terjadi setelah AS menuding Korea Utara sebagai pelaku peretasan server studio film Sony Pictures.

Advertisement

Akses utama internet Korea Utara mengalami sering gangguan sejak awal pekan ini. Tuduhan negara komunis itu didasarkan pernyataan perusahaan-perusahaan teknologi AS bahwa mereka bisa melakukan aksi balasan jika terkena serangan hacker.

“Amerika Serikat sebagai besar seharusnya malu bermain petak umpet dengan anak-anak ingusan. Lalu mereka menggangu jaringan internet utama negara kita,” kata juru bicara Komisi Pertahanan Nasional Korea Utra dalam sebuah pernyataan resmi yang dikutip Reuters dari kantor berita KCNA, Sabtu (27/12/2014).

Juru bicara Korea Utara juga menolak tuduhan FBI bahwa negara itu berada di balik peretasan Sony Pictures. Mereka juga meminta AS menunjukkan bukti atas tuduhan itu. Gangguan internet Korea Utara mulai terjadi akhir pekan lalu dan benar-benar bermasalah selama sembilan jam. Jaringan internet tersebut baru bisa dipulihkan kembali pada Selasa (23/12/2014).

Advertisement

Pemerintah AS menyangkal terlibat dalam kasus ini. Sebagai catatan, Sony Pictures membatalkan peluncuran The Interview, film komedi politik yang menceritakan kisah fiksi tentang pembunuhan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. Film itu juga dikritik Presiden AS Barack Obama karena dianggap bisa menempatkan AS dalam tekanan Korea Utara.

Akhirnya, Sony hanya meluncurkan film itu dalam sebuah acara terbatas. Meski demikian, film ini justru menarik para pencinta film. Terbukti film ini meraup lebih dari US$1 juta pada 25 Desember 2014 meskipun hanya diputar di 331 bioskop AS. Kebanyakan bioskop tersebut bukan bioskop besar, melainkan bioskop independen. Jaringan bioskop besar menolak film itu karena khawatir mengalami nasib serupa dengan Sony Pictures, yaitu jadi sasaran hacker.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif