News
Sabtu, 26 Agustus 2023 - 09:22 WIB

Solopos Hari Ini : Tunggu Kisah Baru Budiman

Tim Solopos  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Koran Solopos edisi Sabtu (26/8/2023).

Solopos.com, JAKARTA–Ulasan tentang politikus PDIP, Budiman Sudjatmiko, akhirnya betul-betul dipecat dari keanggotaan partainya diangkat menjadi headline Harian Umum Solopos edisi akhir pekan yang terbit hari ini, Sabtu (26/8/2023).

“Benar sudah saya terima [surat pemecatan PDIP]. Tadi pukul 20.00 WIB saya menerimanya,” ujar Budiman saat dimintai konfirmasi, Kamis (24/8/2023) malam, seperti diberitakan Solopos hari ini. Meski begitu, aktivis prodemokrasi 90-an ini enggan berkomentar lebih lanjut.

Advertisement

Ia hanya mengatakan berterima kasih kepada PDIP yang telah memberikan kesempatan untuk berkecimpung di dunia politik. “Ini adalah pengakhiran dari satu episode dalam hidup saya dan memulai episode berikutnya. Bagian dari perjalanan saya sebagai manusia politik sejak saya remaja,” tegasnya.

Dia mengaku menerimanya dengan lapang dada. “Ya tentu sudah siap dengan tantangan-tantangan baru, dan saya mengalir saja bersama sejarah lah ya,” jelas Budiman. Ketika ditanya apakah tantangan baru itu berbeda jalan dengan PDIP, Budiman tak mau menjawab secara pasti. “Ya kita lihat nanti mudah-mudahan kita ada suatu yang lebih baik ya,” katanya.

Advertisement

Dia mengaku menerimanya dengan lapang dada. “Ya tentu sudah siap dengan tantangan-tantangan baru, dan saya mengalir saja bersama sejarah lah ya,” jelas Budiman. Ketika ditanya apakah tantangan baru itu berbeda jalan dengan PDIP, Budiman tak mau menjawab secara pasti. “Ya kita lihat nanti mudah-mudahan kita ada suatu yang lebih baik ya,” katanya.

Budiman Sudjatmiko sendiri dikenal sebagai aktivis masa perjuangan reformasi 1998 yang akhirnya bergabung dengan PDI Perjuangan setelah keluar dari penjara. Sebelumnya dia ditangkap atas dugaan makar di masa pemerintahan Presiden Soeharto.

Dendam Jadi Motif Pembunuhan Dosen UIN R.M. Said

SUKOHARJO – Pembunuhan Wahyu Dian Selviani, 34, dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas (R.M.) Said Surakarta, yang mengagetkan, berhasil diungkap personel Polres Sukoharjo dalam waktu sehari. Korban ditemukan meninggal dalam kondisi mencurigakan di tempat tinggalnya pada Kamis (24/8/2023) di Perumahan Graha Sejahtera Tempel, Gatak, Sukoharjo.

Advertisement

Menurut Sigit, pelaku menghabisi nyawa korban karena sakit hati dengan perkataan korban yang menyebutnya “tukang amatiran” saat tengah menyusun batu bata. Ucapan itu dilontarkan korban pada Senin (21/8/2023) sekitar pukul 08.30 WIB. Pelaku saat itu tengah bekerja bersama tiga rekan lainnya. Kala itu pelaku merasa sudah bekerja dengan baik sehingga ia menaruh dendam dan ingin melampiaskan dendamnya dengan cara menghabisi nyawa korban pada malam harinya.

Kuliah Sambil Kerja Makin Membumi

Banyak mahasiswa kini memilih bekerja di sela-sela atau seusai jam perkuliahan. Kuliah sambil kerja menjadi keputusan tidak mudah. Mahasiswa harus pandai-pandai membagi waktu dan tanggung jawab antara mengikuti perkuliahan dan menjalani pekerjaan.

Belum lagi jika mereka aktif di berbagai komunitas, kegiatan di unit kegiatan mahasiswa (UKM), dan mengembangkan bakat intelektual seperti membaca buku atau menulis. Di sisi lain, mereka harus menyelesaikan studi sekaligus menyelesaikan tugas akhir (TA)/skripsi tepat waktu.

Advertisement

Setidaknya menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 3/2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, masa studi paling lama lima tahun akademik untuk program D3 dengan beban belajar mahasiswa paling sedikit 108 satuan kredit semester (SKS). Kemudian untuk program S1 paling lama tujuh tahun. Kemudian program D4/sarjana terapan harus menyelesaikan paling sedikit 144 SKS.

Industri Film di Solo Mandek

SOLO—Pertumbuhan industri film di Solo mandek karena ekosistemnya dinilai belum berjalan maksimal. Rendahnya tingkat apresiasi dan pemahaman masyarakat mengenai film juga menjadi faktor signifikan.

Ketua BPC Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Solo, Respati Ardi, menyebut sulit menggerakkan industri film di Solo. “Sesuatu yang tidak berwujud barang, bentuknya intellectual property, orang bikin film, pasti ditawar,” kata dia dalam diskusi Solo Embracing The Film Industry di Hetero Space Solo, Rabu (23/8/2023).

Advertisement

Salah satu faktor industri film di Solo mandek adalah literasi film di Kota Bengawan yang masih rendah. Hal sederhana seperti pemahaman bahwa produksi film memakan biaya besar nihil di masyarakat. “Kalau kita-kita ini ngomong realitasnya, industri di Kota Solo masih sangat minim. Tapi, harapannya semoga dengan literasi perfilman [bisa bertumbuh],” lanjut dia.

Simak berita di Koran Solopos edisi hari ini, Sabtu (26/8/2023), lewat gawai Anda dengan mengakses koran.solopos.com. Untuk memulai berlangganan silakan daftar ke Solopos ID dengan harga mulai Rp9.999. Berlangganan Solopos ID, Anda bisa mengakses berita Koran Solopos lewat gadget, membaca konten khas Solopos.com yaitu Espos Plus, serta menikmati semua berita di Solopos.com tanpa gangguan iklan.

Bila ada pertanyaan atau kendala mengenai Solopos ID, Anda bisa mengakses Pusat Bantuan atau menghubungi WhatsApp pusat layanan pelanggan SoloposID di 081548554656.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif