News
Jumat, 24 Februari 2017 - 09:45 WIB

SOLOPOS HARI INI : Soloraya Hari Ini: Transaksi Pasar Tradisional di SGS 2017 Rp16,5 M

Redaksi Solopos.com  /  Haryo Prabancono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Soloraya hari Ini Jumat (24/2/2017)

Halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini memberitakan transaksi pasar tradisional di SGS 2017 mencapai Rp16,5 miliar.

Solopos.com, SOLO– Mendekati penutupan Solo Great Sale (SGS) 2017, transaksi yang terdata semakin meningkat. Meski pasar tradisional merupakan peserta baru, tapi nilai transaksinya mendekati transaksi di mal. Hingga Kamis siang, transaksi senilai Rp165 miliar tercatat di sistem.

Advertisement

Ketua II SGS 2017, David R. Wijaya, menyampaikan pasar tradisional di Solo tidak bisa dipandang sebelah mata dari sisi kontribusi perputaran uang. Hal ini terbukti pasar tradisional menduduki posisi ketiga berdasarkan kategori penyumbang transaksi paling banyak selama pelaksanaan pesta diskon tahun ini.

“Transaksi saat ini hampir Rp200 miliar. Pasar tradisional saat ini menyumbang transaksi lebih tinggi jika dibandingkan dengan di mal karena pedagang lebih aktif dan antusias pembeli di pasar tradisional lebih tinggi,” ungkap David, Kamis (23/2/2017).

Transaksi pasar tradisional di SGS 2017 mencapai Rp16,5 miliar menjadi headline halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Jumat (24/2/2017).

Advertisement

Halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini juga mengabarkan THR Sriwedari tetap beroperasi hingga Desember 2017, masyarakat Karangdowo perbaiki jalan secara swadaya, dan dua loko uap di Stasiun Purwosari belum diperbaiki.

Simak cuplikan kabar halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Jumat:

RUANG PUBLIK : Pemkot Beri Kelonggaran THR Hingga Desember

Nasib Taman Hiburan Remaja (THR) Sriwedari akhirnya menemui titik terang. THR dipastikan tetap beroperasi di Sriwedari hingga Desember mendatang. Selama masa perpanjangan, manajemen THR mulai mencicil pembongkaran dan pemindahan wahana ke Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Jebres.

Advertisement

Hal itu merupakan hasil pertemuan antara pihak manajemen THR dengan Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, di Rumah Dinas Loji Gandrung, Kamis (23/2/2017). Pertemuan tersebut digelar tertutup.

“Hasilnya [pertemuan], Wali Kota bijaksana memahami kesulitan dan kebutuhan kami,” kata Direktur THR Sriwedari Solo, Sinyo Sujarkasi, ketika dijumpai wartawan seusai pertemuan.

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

KEPEDULIAN MASYARAKAT : Karena Menambal Lebih Bermanfaat Ketimbang Memasang Batang Pisang

Advertisement

Jalan Karangdowo (Klaten)-Baki (Sukoharjo) di Desa Ngolodono, Kecamatan Karangdowo, Klaten, termasuk salah satu jalan yang rusak parah. Jalan itu banyak lubang.

Sudah berulang kali warga melapor dan meminta Pemkab Klaten agar jalan tersebut diperbaiki, namun sejauh ini belum ada tindak lanjut. Semakin lama, kerusakan jalan semakin parah.

Lubang jalan semakin lebar dan dalam. Lubang dengan diameter setengah meter berkedalaman 15-20 cm dengan mudah dijumpai. Selain membikin tak nyaman, kerusakan jalan ini juga membuat beberapa pengguna jalan mengalami kecelakaan.

Kondisi jalan semakin berbahaya saat hujan turun, lubang tak terlihat tertutup genangan. “Minggu lalu, ada yang njungkel di jalan Karangdowo-Baki, tepatnya di depat gedung serbaguna Karangdowo atau sebelah Gereja Kristen Jawa (GKJ) Karangdowo.

Advertisement

Orang yang njungkel itu salah satu anggota jemaat gereja. Dalam bulan ini, saya sudah menolong lima orang yang njungkel di lubang yang sama,” kata warga Karangdowo yang juga pengurus GKJ Karangdowo, Iwan Sadewo, 36, di rumahnya, Kamis (23/2/2017).

Simak selengkapya: epaper.solopos.com/

WISATA SOLO : Dua Loko Uap Belum Diperbaiki

Dua lokomotif uap kuno yang didatangkan dari Museum Transportasi Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dalam kondisi belum diperbaiki dan diparkir di Stasiun Purwosari.

Kamis (23/2/2017) pagi, dua lokomotif kuno buatan Jerman tersebut diparkir berhadap-hadapan di rel sebelah utara Stasiun Purwosari. Lokomotif D52099 diparkir menghadap ke timur, sedangkan lokomotif D1410 diparkir menghadap ke barat.

Kedua kereta uap itu diparkir di bagian rel yang tidak memiliki atap. Lokomotif hanya dibiarkan begitu saja tanpa penutup. Tidak ada aktivitas mekanik yang memperbaiki lokomotif.

Advertisement

Saat dimintai konfirmasi, Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daops) VI/Yogyakarta, Eko Budiyanto, belum bisa memastikan kapan dua lokomotif kuno di Stasiun Purwosari bisa dioperasikan untuk menunjang pariwisata di Solo.

Dia mengakui belum ada perbaikan berarti pada dua lokomotif yang didatangkan dari Museum Transportasi TMII pada November 2016 lalu tersebut.

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif