Solopos hari ini memberitakan kabar-kabar terkini di Soloraya.
Solopos.com, SOLO – Sebanyak 1.968 anak serta 1.116 anak di bawah usia lima tahun (balita) di Klaten masuk kategori telantar. Jumlah itu berdasarkan data penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Klaten.
Kabar ini menjadi salah satu berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Sabtu (24/10/2015. Selain itu ada laporan dari pembangunan jalan lingkar Solo hingga pameran kreatif ICCC.
Simak rangkuman berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi hari ini, Sabtu, 24 Oktober 2015;
Simak rangkuman berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi hari ini, Sabtu, 24 Oktober 2015;
RENCANA JALAN LINGKAR: Tanggalkan Ego Sektoral!
Munculnya beda pendapat dalam rencana pembangunan jalan lingkar yang akan melibatkan tiga wilayah di Soloraya menunjukkan ego sektoral yang masih kuat. Semua daerah diminta menahan diri terkait proyek bernilai tinggi ini.
Jangan sampai egonya [sektoral] menjadi tidak produktif bagi kemajuan pembangunan,” ujar Penjabat Wali Kota Solo, Budi Suharto, ketika berbincang dengan Espos di Loji Gandrung, Jumat (23/10) siang.
Baca selengkapnya: epaper.solopos.com
PAMERAN KREATIF ICCC: Menjaga Local Genius dari Bayat
Perempuan muda itu terlihat asyik bermain tanah liat. Jarijemarinya melilit, menekan, dan melingkari tanah berwarna cokelat di atas tempayan putaran. Keringatnya membulir, membasahi kerudungnya lantaran terpapar udara panas di bawah terik sinar mentari.
“Ini tanah liat dari Pacitan. Lebih halus. Kalau ini tanah liat dari Bayat, Klaten,” ujar perempuan itu, Novita Wahyuningsih, kepada Espos di sela-sela aktivitasnya membikin kerajinan gerabah di salah satu gerai peserta pameran di kompleks Benteng Vastenburg Solo, Jumat (23/10).
Ini adalah hari kedua digelarnya pameran produk kreatif Indonesia Creative Cities Network (ICCN) Expo yang serangkai dengan penyelenggaraan Indonesia Creative Cities Conference (ICCC) di Kota Solo.
Baca selengkapnya: epaper.solopos.com
KEMARAU PANJANG: Dari Solo Permohonan Hujan Dipanjatkan
Jarum jam menunjukkan pukul 12.30 WIB, Jumat (23/10). Sejumlah pengurus Masjid Agung menata tikar plastik di halaman masjid yang berupa paving blok. Ada delapan saf yang disiapkan untuk tempat salat berjamaah. Sekitar pukul 12.40 WIB, panggilan salat kembali dikumandangkan untuk memulai salat.
Dipimpin salah satu anggota takmir Masjid Agung, Muhtarom, jemaah melakukan salat dua rakaat di bawah sengatan terik matahari. Itulah Salat Istisqa atau salat minta hujan.
Salah satu jemaah Salat Istisqa, Kusbani, yang dijumpai seusai salat menyatakan mendukung kegiatan itu sebagai aksi solidaritas warga Solo terhadap warga di berbagai penjuru Tanah Air yang terkena dampak kemarau panjang seperti kekeringan dan meluasnya kebakaran hutan dan lahan di berbagai wilayah yang menimbulkan asap sehingga menganggu kesehatan
Baca selengkapnya: epaper.solopos.com
KESEJAHTERAAN RAKYAT: Ribuan Anak dan Balita Klaten Telantar
Sebanyak 1.968 anak serta 1.116 anak di bawah usia lima tahun (balita) di Klaten masuk kategori telantar. Jumlah itu berdasarkan data penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Klaten. Daerah dengan jumlah terbanyak anak dan anak balita telantar di Kecamatan Karangdowo dengan 121 anak balita serta 596 anak.
Pendataan dilakukan oleh masing-masing pemerintah desa/kelurahan sejak 2014. Pada 2015, ada validasi data yang juga dilakukan oleh masingmasing desa serta kelurahan. Selain pendataan anak dan anak balita telantar, juga dilakukan pendataan masalah kesejahteraan sosial lainnya seperti anak dengan kedisabilitasan. “Pendataan ini untuk mereka yang tidak dirawat di panti,” kata Kabid Sosial Dinsosnakertrans, Dewi Krisnawati, Jumat (23/10).
Baca selengkapnya: epaper.solopos.com