News
Rabu, 25 Juni 2014 - 10:50 WIB

SOLOPOS HARI INI : Soloraya Hari Ini: Dua Remaja Tewas Tersambar Kereta hingga Ratusan Pengasong Geruduk Balai Kota

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Berita Utama Halaman Soloraya Harian Umum Soloraya Edisi Rabu Kliwon, 25 Juni 2014

Solopos.com, SOLO – Kabar nahas datang dari perbatasan Karanganyar-Boyolali. Dua remaja tewas di perlintasan kereta api Dusun Sadon, Sawahan, Ngemplak Boyolali. Kejadian ini jadi berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi hari ini, Rabu (25/6/2014).

Berikut rangkuman beritanya;

Advertisement

Dua Remaja Tewas Tersambar Kereta

Dua remaja tewas tersambar kereta api di perlintasan kereta api perbatasan Karanganyar dan Boyolali, tepatnya di Dusun Sadon, Desa Sawahan, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Selasa (24/6) dini hari WIB.

Advertisement

Dua remaja tewas tersambar kereta api di perlintasan kereta api perbatasan Karanganyar dan Boyolali, tepatnya di Dusun Sadon, Desa Sawahan, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Selasa (24/6) dini hari WIB.

Berdasar informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, mayat kedua korban ditemukan warga setempat sekitar pukul 04.00 WIB. Kereta yang menyambar kedua remaja tersebut diduga adalah Matarmaja yang melintas sekitar pukul 02.00 WIB.

Rarusan Pengasong Geruduk Balai Kota

Advertisement

Pantauan Espos, pedagang memulai aksi dengan berjalan kaki dari Astana Nayu, Nusukan, menuju Balai Kota. Sambil berorasi, mereka mengusung spanduk yang berisi perlawanan terhadap kebijakan pemerintah. Ketua Pasker, Suharsono, saat ditemui wartawan di sela-sela aksi, menuntut Pemkot mengembalikan Perda No. 2/2002 tentang Terminal Penumpang.

(Baca Juga: Ratusan Pedagang Asongan Geruduk Balai Kota)

TRADISI NYADRAN: Harga Bunga Tabur Pun Naik 10 Kali Lipat

Advertisement

Harga bunga tabur naik 10 kali lipat dibanding harga biasanya. Kenaikan harga tersebut dipicu tingginya permintaan masyarakat.

Pedagang bunga tabur, Agung, 40, menuturkan satu jinjing bunga tabur biasanya dia beli dengan harga Rp50.000 tapi kini naik menjadi Rp500.000.

Dia mengatakan satu jinjing tersebut biasanya dibagi menjadi tujuh keranjang, masing-masing dijual dengan harga Rp75.000. Meski permintaan melonjak, Agus mengatakan tidak menambah jumlah barang dagangan. Hal ini karena daya beli masyarakat menurun.

Advertisement

(Baca Juga: Jelang Ramadan, Harga Bunga Tabur di Solo Naik 10 Kali Lipat)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif