News
Rabu, 27 September 2017 - 11:10 WIB

SOLOPOS HARI INI : Soloraya Hari Ini: 60% Desa di Jateng Belum Transparan

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Rabu, 27 September 2017.

Halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini memberitakan transparansi Dana Desa di Jawa Tengah.

Solopos.com, SOLO –  Diperkirakan 60% pemerintah desa di Jawa Tengah dianggap belum transparan dalam pengelolaan keuangan termasuk dana desa. Hal ini disebabkan pemerintah desa belum memakai Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) yang dirancang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Advertisement

Siskeudes diproyeksikan akan membantu pengelolaan danpelaporan dana desa secara lebih baik dan transparan.

Berita mengenai transparansi dana desa di Jawa Tengah menjadi headline Halaman Soloraya Harian Umum Solopos, Rabu (27/9/2017). Selain itu ada berita tentang liputan Festival Laweyan dan berita tentang Karyawan RSIS tuntut pembayaran gaji.

Advertisement

Berita mengenai transparansi dana desa di Jawa Tengah menjadi headline Halaman Soloraya Harian Umum Solopos, Rabu (27/9/2017). Selain itu ada berita tentang liputan Festival Laweyan dan berita tentang Karyawan RSIS tuntut pembayaran gaji.

Berikut ini cuplikan berita halaman soloraya Harian Umum Solopos edisi Rabu 27 September 2017;

PEMERINTAHAN: 60% Desa di Jateng Belum Transparan

Advertisement

Penyebabnya adalah desa-desa itu belum menerapkan aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) yang dirancang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Sebanyak lebih dari 8.000 desa di Jawa Tengah diharapkan semua dapat menerapkan Siskeudes pada 2018 guna menghindari berbagai penyimpangan dalam pengelolaan keuangan desa.

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com/

Advertisement

FESTIVAL LAWEYAN: Belajar Membatik dan Memahami Sejarah

Sejumlah perempuan memegang canting dan kain berpola. Mereka menghadap kompor kecil berisi malam di Pendapa Kelurahan Laweyan, Kecamatan Laweyan, Kota Solo, Selasa (26/9) siang.

Sesekali mereka bercanda tentang betapa susahnya membatik di kain putih atau mori yang sudah ada pola atau gambarnya. Kebanyakan dari mereka baru kali pertama itu praktik membatik.

Advertisement

Acara ini merupakan bagian dari Festival Laweyan yang digelar di Pendapa Kelurahan Laweyan sejak 24 September hingga 2 Oktober. Festival inilah yang kemudian dimanfaatkan para ibu anggota Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dari sejumlah kelurahan di Solo untuk belajar membatik. Mereka praktik membatik kerangka atau mola.

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com/

TENAGA KERJA: Karyawan RSIS Tuntut Pembayaran Gaji

Seratusan karyawan Rumah Sakit Islam Surakarta (RSIS) di Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, menuntut pembayaran tunjangan hari raya 2017 dan gaji yang belum dibayar penuh oleh manajemen rumah sakit itu.

Tuntutan itu mereka sam-pai kan dalam acara ber doa bersama di gerbang pintu rumah sakit itu, Selasa (26/9), sekitar pukul 09.00 WIB. Para karyawan rumah sakit tersebut berkumpul di pintu gerbang halaman.

Mereka berdoa kepada Allah SWT agar para karyawan menerima gaji dan tunjangan hari raya yang belum dibayar penuh. Mereka juga mempertanyakan mencuatnya kabar 12 karyawan instalasi gizi rumah sakit tersebut akan dirumahkan.

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com/

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif