News
Selasa, 10 Maret 2015 - 13:10 WIB

SOLOPOS HARI INI : Perintah Jokowi Diabaikan

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Halaman Depan Harian Umum Solopos edisi Selasa, 10 Maret 2015

Solopos hari ini memberitakan kriminaliasi KPK hingga prediksi Liga Champions.

Solopos.com, SOLO – Mabes Polri dinilai membangkang perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menghentikan kriminalisasi terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan para pendukungnya.

Advertisement

Berita ini menjadi headline Harian Umum Solopos hari ini, Selasa (10/3/2015). Selain berita ini ada pula prediksi laga Liga Champions antara Real Madrid vs Schalke, pengakuan terpidana mati kasus narkotika hingga WNI hilang di Turki diduga bergabung ISIS.

Simak rangkuman berita utama Harian Umum Solopos edisi Selasa, 10 Maret 2015;

KRIMINALISASI KPK: Perintah Jokowi Diabaikan

Advertisement

Mabes Polri dinilai membangkang perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menghentikan kriminalisasi terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan para pendukungnya.

Seperti diketahui, dua komisioner KPK yakni Bambang Widjojanto dan Abraham Samad ditetapkan sebagai tersangka sedangkan dua komisioner lain masih terlapor. Kemudian penyidik KPK Novel Baswedan menjadi tersangka.

Sedangkan tokoh yang selama ini mendukung KPK yakni mantan Wamenkumham Denny Indrayana dilaporkan ka rena kasus payment gateway di Ditjen Imigrasi dan mantan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Tran saksi Keuangan (PPATK) Yunus Husein dilaporkan dalam kasus dugaan pembocoran rahasia negara. Bahkan, kini Komnas HAM disomasi oleh penyidik Bareskrim.

”Kalau Presiden sudah keluarkan instruksi untuk tidak melakukan kriminalisasi, seharusnya tidak boleh ada kriminalisasi. Kalau terus seperti itu melakukan kriminalisasi, berarti pembangkangan,” tutur Direktur Advokasi Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Bahrain, kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) di Jakarta, Senin (9/3).

Advertisement

Menurut Bahrain, Presiden Jokowi adalah Panglima Tertinggi Republik Indonesia dan harus ditaati semua lembaga-kementerian termasuk Polri.

(Baca Juga: Polri Dinilai Membangkang, Jokowi Dianggap Tak Punya Kekuatan, Penyidik Bareskrim Somasi Komnas HAM, Ini Tanggapan Mabes Polri, Ini Strategi KPK Hadapi Gelombang Praperadilan)

LIGA CHAMPIONS: Bangkit, Madrid!

Real Madrid bertekad bangkit dari keterpurukan di liga domestik untuk memastikan tiket ke perempat final dan memecahkan rekor bersejarah di Liga Champions ketika menjamu Schalke pada leg kedua babak 16 besar di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, Rabu (11/3) pukul 02.45 WIB.

Advertisement

El Real mencatatkan diri sebagai tim tersukses di Liga Champions setelah menundukkan tetangga mereka, Atletico Madrid pada fi nal, Mei lalu. Kini, tim polesan Carlo Ancelotti memiliki kans untuk menorehkan sejarah baru berupa 11 kemenangan laga beruntun di kompetisi paling elite di Benua Biru tersebut, apabila bisa mengalahkan Schalke di Bernabeu nanti.

(Baca Juga: Real Madrid VS Schalke, Ajang Penghakiman Trio BBC, Lawan Schalke, Madrid Bertekad Bangkit dan Pecahkan Rekor, Real Madrid Vs Schalke 04: Ramos Kembali, Inilah Prediksi Line Up)

WNI HILANG: Keluarga Tepis 6 WNI Bergabung ISIS

Kakak tertua Fauzi Umar dan Hafid Babher, Muhammad Arif, 32, warga Karanganyar, membantah hilangnya kedua adik beserta empat anggota keluarganya yang lain karena bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Advertisement

Arif mengaku sedih dengan pemberitaan di media massa terkait hilangnya Fauzi dan Hafid. Menurut keterangan Arif, Fauzi dan Hafid memang sudah lama berniat berangkat ke Turki untuk berwisata serta berdagang lantaran keduanya adalah pedagang.

(Baca Juga: Polri Desak Ada Aturan yang Melarang ISIS, Keluarga: Hafid dan Fauzi Bukan Gabung ISIS, Tapi …., Inilah Nama-Nama Warga Jatim yang Diduga Gabung ISIS)

PENGALAMAN EKSEKUTOR: ”Dosa atau Tidak di Tangan Tuhan”

Eksekusi mati tak bisa dilepaskan dari sosok regu tembak atau eksekutor. Situs theguardian.com mewawancarai salah satu polisi yang pernah bertugas menjadi eksekutor terpidana mati di Nusakambangan, Cilacap, Jawa tengah.

Berikut laporannya. ”Menarik pelatuk itu perkara mudah. Bagian tersulit adalah saat bersentuhan langsung dengan terpidana mati yang hendak dieksekusi. Saat harus mengikat mereka ke sebuah tiang berbentuk salib. Itu merupakan momen-momen terakhir kedekatan yang bisa menghantui selamanya.”

Pernyataan itu meluncur dari seorang eksekutor yang diwawancarai khusus oleh theguardian.com, dalam berita berjudul Death Penalty in Indonesia: An Executioner’s Story (Hukuman Mati di Indonesia: Kisah Seorang Eksekutor), Jumat (6/3).

Advertisement

“Beban mental lebih berat untuk petugas yang bertanggung jawab menangani terpidana mati ketimbang menembaknya,” sambung eksekutor itu. “Karena mereka terlibat sejak menjemput, mengikat tangan terpidana mati, hingga meninggal.”

Polisi yang masih muda dan menolak disebutkan namanya karena sensitifnya peranan dia seba gai eksekutor, merupakan anggota kesatuan Brigade Mobil (Brimob).

(Baca Juga: Begini Pengakuan Blak-Blakan Eksekutor Hukuman Mati…, Ini Penyebab Eksekusi Mati Jilid II Tertunda, Tunggu PTUN, Wapres Bantah Eksekusi Mati Ditunda Apalagi Dibatalkan)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif