News
Senin, 10 Mei 2021 - 08:16 WIB

Solopos Hari Ini: Pemerintah Harus Jadi Teladan

Tim Solopos  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Koran Solopos edisi Senin (10/5/2021).

Solopos.com, SOLO--Koran Solopos Hari Ini edisi Senin (10/5/2021) mengulas tentang pemerintah harus jadi teladan.

Larangan mudik Lebaran yang diberlakukan pemerintah sejak 6 Mei 2021 dilawan oleh sebagian masyarakat. Kebijakan-kebijakan yang kontradiktif dinilai menjadi penyebabnya.

Advertisement

Wakil Ketua MPR dari Fraksi Partai Demokrat Syarief Hasan menilai kepercayaan masyarakat terhadap kebijakan pelarangan mudik dengan alasan pandemi Covid-19 mulai berkurang. Ini terlihat dari lonjakan jumlah pemudik yang tetap terjadi di beberapa daerah.

Berbagai berita pilihan yang dimuat di Koran Solopos Hari Ini bisa disimak di Espos Premium.

Advertisement

Berbagai berita pilihan yang dimuat di Koran Solopos Hari Ini bisa disimak di Espos Premium.

Duka Bertubi-Tubi Seusai Tragedi

Duka akibat kebakaran yang melanda lima rumah di Dukuh Pilangsari RT 031, Desa Ketro, Kecamatan Tanon, Sragen, Sabtu (8/5/2021) pukul 13.20 WIB kian dalam. Dua dari empat korban kebakaran itu meninggal dunia.

Elricho Pian Helyanto, 6, satu dari empat warga yang menjadi korban musibah kebakaran lima rumah di Dukuh Pilangsari, RT 031, Desa Ketro, Kecamatan Tanon, Sragen, mengembuskan napas terakhirnya pada Minggu (9/5/2021) dini hari.

Advertisement

Setelah jasad Elricho Pian Helyanto, 6, dimakamkan, warga setempat kembali dikagetkan setelah sang kakek, Hadi Sutrisno [bukan Jadi Sutrisno], dikabarkan meninggal dunia pada Minggu (9/5/2021) pagi.

Hadi Sutrisno yang mengalami luka bakar serius hingga 90% itu mengembuskan napas terakhirnya di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro (RSSP) Sragen. Ia menyusul sang cucu, Elricho yang lebih dulu meninggal dunia dengan luka bakar hingga 75%.

Berbagai berita pilihan yang dimuat di Koran Solopos Hari Ini bisa disimak di Espos Premium.

Advertisement

Kini Belanja Pakai Nontunai

Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo melanjutkan program digitalisasi pasar dengan sistem jual beli nontunai. Sebelumnya, digitalisasi diawali pembayaran retribusi nontunai. Pasar Kadipolo dan Pasar Gede mengawali program tersebut disusul 40an pasar tradisional lain. Kepala Disdag Solo, Heru Sunardi, mengatakan retribusi pasar nontunai sudah dilakukan di 17 pasar.

“Nanti pembayaran retribusi di 44 pasar seluruhnya menggunakan metode nontunai. Kami mengawali di Pasar Gede dan Pasar Kadipolo, semua pedagang harus menyiapkan digitalisasi untuk transaksi nontunai,. Sehingga apabila ada konsumen atau pembeli datang ke pasar itu, mereka ada pilihan mau bayar tunai atau nontunai,” kata dia, kepada wartawan, Minggu (9/5/2021).

Heru mengatakan apabila pedagang membiasakan pembayaran nontunai, maka perlahan mereka akan beralih lantaran kepraktisannya. Terlebih, pedagang kerap menerima uang nominal besar namun tidak memiliki kembalian. Salah satu pembayaran nontunainya adalah melalui QRIS atau Link Aja dan sejenisnya. “Apapun namanya dengan digitalisasi uang ‘kan tetap langsung masuk ke rekening dengan aman,” imbuh Heru.

Advertisement

Berbagai berita pilihan yang dimuat di Koran Solopos Hari Ini bisa disimak di Espos Premium.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif