News
Kamis, 25 Mei 2023 - 08:44 WIB

Solopos Hari Ini : Masyarakat Masih Bingung

Tim Solopos  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Koran Solopos edisi Kamis (25/5/2023).

Solopos.com, SOLO – Harian Umum Solopos hari ini, Kamis (25/5/2023), mengangkat headline tentang aturan penggunaan KTP terkait pembelian gas konsumsi rumah tangga ukuran 3 kg atau elpiji yang belum efektif diterapkan. Masyarakat pun masih bingung dengan aturan tersebut.

Solopos hari ini mengulas aturan itu tertuang dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 37.K/MG.01/MEM.M/2023 tentang Petunjuk Teknis Pendistribusian Isi Ulang Liquefied Petroleum Gas Tertentu Tepat Sasaran yang ditetapkan pada 27 Februari 2023.

Advertisement

Peraturan ini bertujuan mewujudkan pendistribusian isi ulang elpiji 3 kg secara tepat sasaran ke pengguna yang terdiri atas konsumen kelompok rumah tangga, usaha mikro, nelayan sasaran, dan petani sasaran.

Dalam penelusuran Espos, sejumlah warga Solo mengaku belum mendaftarkan diri menggunakan kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK) agar bisa membeli gas elpiji 3 kg. Beberapa penjual juga belum menerapkan aturan ini.  Salah satu warga Semanggi, Pasar Kliwon, Sekar Tanjung, mengaku masih membeli elpiji dengan cara biasa.

Advertisement

Dalam penelusuran Espos, sejumlah warga Solo mengaku belum mendaftarkan diri menggunakan kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK) agar bisa membeli gas elpiji 3 kg. Beberapa penjual juga belum menerapkan aturan ini.  Salah satu warga Semanggi, Pasar Kliwon, Sekar Tanjung, mengaku masih membeli elpiji dengan cara biasa.

“Kalau beli gas di warung belum pakai KTP,” ujar Sekar saat dihubungi Espos pada Rabu (24/5/2023). Hal senada diungkapkan oleh Andhin, warga Kelurahan Serengan, Kecamatan, Laweyan, Solo. Dia mengaku belum tahu kebijakan tersebut. Selama ini ia bisa membeli elpiji dengan bebas.

“Aku beli di pengecer, tidak diminta KTP atau KK, mungkin beda ya kalau ke pangkalan atau agen,” ujar seorang ibu rumah tangga di Solo, Afifah Fauziyah saat dihubungi Espos, Selasa (23/5/2023). Afifah mengaku kali terakhir membeli gas elpiji 3 kg sepekan yang lalu.

Advertisement

Tak Ada Kerabat, Mbah Marsini Didampingi Tetangga

Marsini, salah satu calon haji (calhaj) Kloter 1 asal Grobogan, tampak tidak mau memasuki Gedung Muzdalifah, Asrama Haji Donohudan (AHD), Ngemplak, Boyolali. Marsini yang sudah lanjut usia itu dijadwalkan mengikuti prosesi pemberangkatan di AHD, lalu menuju Bandara Adi Soemarmo Solo, Selasa (24/5/2023) malam. Ketika ditanya usia, Marsini mengaku sudah lupa.

“Saya sudah punya buyut, jadi usia sudah panjang,” kata dia dengan bahasa Jawa saat ditanya. Marsini merasa kesepian lantaran dia berangkat sendiri dan tidak diampingi oleh anggota keluarga lain.

Advertisement

Sudah sejak sebelas tahun lalu Marsini mendaftar. Anaknya berinisiatif mendaftarkan sang ibu. Namun karena terkendala biaya, si anak tidak bisa mendaftar secara bersamaan. Lantaran faktor usia pula Marsini lalu diprioritaskan. Marsini masih memiliki suami di rumah.

Dia bercerita memiliki tujuh anak yang kesemuanya sudah bekerja dan berkeluarga. Marsini terpaksa berangkat tanpa didampingi keluarga. Ini membuatnya tidak nyaman. Tangisnya hampir selalu pecah ketika merasa kangen dengan sang anak dan suami.

Untung saja ada tetangga Marsini yang juga akan berangkat haji dan satu kloter dengannya. Sang tetangga yang sama-sama asal Tambakrejo, Grobogan, Muhtadi, 53, mau mendampingi Marsini selama proses ibadah haji, sejak dimulainya perjalanan hingga selesai.

Advertisement

“Saya selaku tetangga dipasrahi, saya kan juga merasa bingung, saya punya mertua untuk pendampingan, sedangkan saya dipasrahi yang lebih tua dan bahkan sudah pikun,” kata dia. “Saya mau menolak juga merasa tidak tega, tapi saya melakukan [pendampingan] tulus dan ikhlas,” kata dia. “Nanti selama di Makkah dan Madinah akan terus mendampingi terus, lillahi ta’ala,” kata dia.

Selengkapnya simak di Harian Umum Solopos edisi Kamis (25/5/2023).

Identitas Terduga Korban Mutilasi Terungkap

SUKOHARJO – Upaya mencari jawaban atas temuan sejumlah potongan bagian tubuh manusia di sejumlah tempat di perbatasan Solo dan Sukoharjo mulai membuahkan hasil setelah polisi mendapatkan profil orang yang sementara ini diduga kuat sebagai korban. Di sisi lain kerabat dari orang yang diidentifikasi sebagai korban menyatakan belum yakin soal kebenaran identifikasi tersebut. Mereka juga berharap orang itu masih hidup.

Potongan tubuh manusia yang ditemukan di perbatasan Solo-Sukoharjo di aliran Kali Jenes itu diyakini merupakan korban mutilasi. Hal itu diungkapkan Kapolresta Solo, Kombes Pol. Iwan Saktiadi kepada wartawan, Rabu (24/5/2023) siang.

Kapolresta mengungkapkan pula korban sementara ini diidentifikasi dengan inisial R, 51, warga Keprabon Wetan RT 002/RW 003 Keprabon, Banjarsari, Solo. Keluarga korban menurut dia sudah mengonfirmasi adanya kecocokan tanda fisik dari potongan-potongan tubuh manusia yang ditemukan di Kali Jenes Solo.

Kecocokan itu utamanya dari tato yang ada di punggung dan lengan potongan mayat. “Kami mengejar konfirmasi ciri-ciri khusus yaitu tato, dan dari keluarga membenarkan. Ada kemiripan,” ujar Iwan. Dia menjelaskan selama ini R tidak tinggal bersama keluarganya. R belum menikah. Di mana R selama ini tinggal juga tidak diketahui pasti. “Saudara R juga belum punya pekerjaan tetap,” sambung dia.

Iwan meminta masyarakat yang mengetahui informasi terkait R untuk melapor kepada polisi. Sebab informasi itu bisa saja membantu pengungkapan kasus tersebut. “Harapan kami ada yang mendengar, melihat, mungkin rekan kerja atau teman main, itu sangat bermanfaat buat kami,” ujar dia.

Selengkapnya simak di Harian Umum Solopos edisi Kamis (25/5/2023).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif