News
Senin, 9 Maret 2015 - 10:50 WIB

SOLOPOS HARI INI : Kriminalisasi KPK: Jokowi dan JK Beda Sikap

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Halaman Depan Harian Umum Solopos edisi Senin, 9 Maret 2015

Solopos hari ini memberitakan beda pandangan Jokowi dan JK soal kriminalisasi KPK.

Solopos.com, SOLO – Kriminalisasi KPK masih menjadi isu hangat di Harian Umum Solopos hari ini, Senin (9/3/20150. Seperti diberitakan Solopos, instruksi Presiden Jokowi untuk menyetop kriminalisasi KPK ternyata tak sejalan dengan pandangan Wapres Jusuf Kalla.

Advertisement

Kabar lain, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo sedang menjalankan secara bertahap empat strategi untuk mewujudkan sarana transportasi publik yang aman dan nyaman. Solo adalah kota kecil dengan pertambahan jumlah kendaraan pribadi yang cukup pesat.

Selain itu ada pula kabar dari ganda campuran terbaik Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, mesti pulang sebagai runner up di ajang All England Open 2015.

Simak rangkuman berita utama Harian Umum Solopos edisi Senin, 9 Maret 2015, berikut;

Advertisement

KRIMINALISASI KPK: Jokowi dan JK Beda Sikap

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) memiliki pandangan berbeda mengenai kriminalisasi terhadap pimpinan dan pendukung KPK.

Jokowi menolak tudingan Istana membiarkan terjadinya kriminalisasi terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menurut Jokowi, dirinya sudah berulang kali menyampaikan agar kriminalisasi disetop.

Advertisement

Namun, Polri seakan-akan tidak menggubris sehingga Menteri Sekretaris Negara Pratikno kembali menegaskan komitmen Presiden tidak perlu diragukan lagi untuk menghentikan kriminalisasi.

“Ya ngomong kan dari dulu sudah ngomong setop kriminalisasi. Masak saya ulang terus-terusan, ngulangngulang ngomong seperti itu. Artinya ngomong itu sekali, enggak usah diulangulang,” kata Jokowi di Lanud Halim Perdanakusuma sebelum ke Aceh, Minggu (8/3).

Sebelumnya empat pimpinan KPK yakni Abraham Samad, Bambang Widjojanto, Adnan Pandu Praja, dan Zulkarnain, ber urusan dengan kasus hukum di Bareskrim Mabes Polri atas kasus yang berbeda. Penyidik KPK Novel Baswedan juga masuk dalam rombongan internal KPK yang kasusnya diproses.

Sedangkan pendukung KPK yang diperkarakan adalah mantan Wamenkumham Denny Indrayana dan mantan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Yunus Husein.

(Baca Juga: Kontras Ragukan Presiden Jokowi Setop Kriminalisasi KPK, Wah, Jokowi Emoh Omong Setop Kriminalisasi KPK!, Pengamat: KPK Bisa Ambil Alih Kasus Budi Gunawan)

PENATAAN KOTA: Transportasi Nyaman di Solo Bukan sekadar Impian

Pemerintah Kota (Pemkot) Solo sedang menjalankan secara bertahap empat strategi untuk mewujudkan sarana transportasi publik yang aman dan nyaman. Solo adalah kota kecil dengan pertambahan jumlah kendaraan pribadi yang cukup pesat. Kota ini membutuhkan penataan transportasi publik yang aman dan nyaman untuk mencegah kemacetan.

Indikasi pertambahan jumlah kendaraan di Kota Solo yang pesat bisa ditemukan dengan perbandingan langsung kondisi jalan raya di Kota Solo kini dan tahun-tahun sebelumnya.

(Baca Juga:  Ini Jadwal Railbus Rute Solo-Wonogiri, 9 Persimpangan Tanpa Palang, Solo Hanya Siapkan 4 Penjaga)

ALL ENGLAND 2015: Tontowi/Liliyana Hanya Bertahan 37 Menit

Ganda campuran terbaik Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, mesti pulang sebagai runner up di ajang All England Open 2015. Ganda peringkat empat dunia ini gagal mencetak quattrick juara turnamen badminton tertua di dunia lantaran kalah di partai fi nal, Minggu (8/3) malam.

Ganda campuran yang akrab dipanggil Owi/Butet ini tak mampu menahan ketangguhan ganda nomor satu dunia, Zhang Nan/Zhao Yunlei, di Barclaycard Arena, Birmingham, Inggris. Owi/Butet menyerah dua game langsung, 10-21 dan 10-21, hanya dalam waktu 37 menit.

Dilansir bwf.tournamentsoftware, Minggu, Owi/Butet menjadi satusatunya pemain Indonesia yang tersisa di kejuaraan ini. Sayang, unggulan keempat itu belum bisa memperpanjang rekor juara All England menjadi empat kali beruntun yang diraih sejak musim 2012 lalu. Pasangan Pelatnas ini gagal menyamai rekor George Alan Thomas/Hazel Hogarth dan Donald C. Hume/Betty Uber yang sukses membikin quattrick di musim 1910-1930-an.

(Baca Juga: Tontowi/Liliyana Kalah di Final, Indonesia Gagal Total)

POTENSI DAERAH: Pelancong Diajak Berwisata Memerah Susu Sapi

Peternak sapi perah di Boyolali mulai melakukan diversifikasi usaha tidak hanya produksi susu maupun mengembangkan produk olahan susu, namun merambah bisnis pariwisata. Simak laporan wartawan Solopos, Hijriyah Al Wakhidah, di Harian Umum Solopos hari ini, Senin (9/3/2015).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif