News
Rabu, 4 Maret 2015 - 09:10 WIB

SOLOPOS HARI INI : Internal KPK Terbelah

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Halaman Depan Harian Umum Solopos edisi Rabu, 4 Februari 2015

Solopos hari ini memberitakan demonstrasi karyawan dan penyidik KPK hingga protes hukuman mati duo Bali Nine.

Solopos.com, SOLO – Unjuk rasa karyawan dan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi berita utama Harian Umum Solopos hari ini, Rabu (4/3/2015).

Advertisement

Seperti diberitakan Solopos hari ini, baru kali ini karyawan dan penyidik KPK berdemonstrasi, Selasa (3/3/2015). Mereka memprotes kebijakan pimpinan sementara KPK yang mengalihkan penanganan kasus Komjen Pol. Budi Gunawan (BG) ke Kejaksaan Agung (Kejakgung).

Selain kabar ini ada pula laporan dari kerusuhan di Jalur Pantai Utara (Pantura), dugaan penganiayaan dialami warga Jagalan, Jebres, Solo, hingga Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Sydney, Australia, dilempari balon berisi cairan merah.

Simak rangkuman berita utama Harian Umum Solopos edisi Rabu, 4 Maret 2015, berikut;

Advertisement

PENGALIHAN KASUS BG: Internal KPK Terbelah

Baru kali ini terjadi karyawan dan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berdemonstrasi, Selasa (3/3). Mereka memprotes kebijakan pimpinan sementara KPK yang mengalihkan penanganan kasus Komjen Pol. Budi Gunawan (BG) ke Kejaksaan Agung (Kejakgung).

Koordinator Aksi Wadah Pegawai KPK, Nanang Farid Syam, menyatakan tidak akan berhenti untuk melakukan aksi di pelataran Gedung KPK sampai Plt. Ketua KPK Taufi qurachman Ruki mengabulkan tuntutan mereka.

Advertisement

Mereka menuntut tiga hal. Pertama, menolak putusan pimpinan KPK yang melimpahkan kasus BG ke Kejaksaan. Kedua, mendesak pimpinan KPK untuk mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali (PK) atas putusan gugatan praperadilan BG di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Ketiga, mendesak pimpinan KPK untuk menjelaskan secara terbuka strategi pemberantasan korupsi KPK kepada pegawai KPK.

Jika tuntutan tidak dikabulkan dalam waktu dekat, mereka akan melaporkan hal tersebut kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). ”Kami akan ke Presiden. Nanti akan dibicarakan lagi. Aksi ini spontan dan baru dibicarakan tadi malam [Senin malam],” tutur Nanang.

(Baca Juga: Tuntutan Pegawai Belum Terjawab Ruki Cs., ICW: Ruki Harus Diwaspadai, Kasus-Kasus Ditunda, Kecuali Novel Baswedan, KPK Buka Peluang Kembali Tersangkakan Budi Gunawan)

AKSI MASSA: Demo Nelayan Rusuh, Jalur Pantura Lumpuh

Ribuan nelayan Kabupaten Batang, Jawa Tengah, memblokade jalur pantai utara (pantura) sebagai bentuk kekesalan mereka terhadap kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang melarang penggunaan pukat hela dan pukat tarik di wilayah pengelolaan perikanan Indonesia, Selasa (3/3).

Sebanyak 24 nelayan ditangkap karena dinilai merusak fasilitas umum secara bersama-sama. Unjuk rasa yang dilaksanakan di jalur pantura Jl. Jenderal Sudirman. Sebelumnya ribuan nelayan berkumpul di Warungasem dan melakukan longmarch hingga ke Alun-alun Batang serta berlanjut ke jalur pantura Sambong, Batang.

(Baca Juga: Seribu Nelayan Batang Blokade Jalan, Demo Nelayan Batang Rusuh, Pantura Lumpuh, Pelayanan Terlalu Lama Bikin Nelayan Jateng Gerah)

KASUS DUGAAN PENGANIAYAAN: Bakul Gudeg & Polisi Saling Lapor Dianiaya

Kasus dugaan penganiayaan dialami warga Jagalan, Jebres, Solo. Dia melaporkan polisi yang dia sebut menganiaya dirinya. Si polisi melapor balik. Berikut laporan wartawan Solopos, Ponco Suseno.

Warga Jagalan, Jebres, Solo, Senin (2/3) pukul 18.30 WIB, digegerkan dengan suara gaduh yang berasal dari rumah milik Gunawan Wibisono, warga RT 001/RW 008. Saat itu Gunawan beserta anaknya, Tomi, dikabarkan dianiaya seorang polisi berpangkat brigadir berinisial Ard.

Akibat penganiayaan itu, Gunawan dan Tomi sempat memeriksakan diri di Rumah Sakit (RS) dr. Oen Kandang Sapi, Solo. Selanjutnya Gunawan melaporkan kejadian itu ke Polsek Jebres guna mencari keadilan.

(Baca Juga: Dikeroyok Tetangga Berakhir Maut: Tak Mau Ada Autopsi, Keluarga Cabut Laporan)

HUKUMAN MATI: KJRI di Sydney Dilempari Cairan Merah

Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Sydney, Australia, dilempari balon berisi cairan merah yang dilakukan oleh seseorang yang belum diketahui identitasnya.

”Pagi ini [Selasa] 3 Maret, pukul 06.00 waktu Sydney ditemukan sejumlah balon berisi cairan dilemparkan oleh seseorang ke halaman depan KJRI. Salah satunya pecah dan mencecerkan cairan merah,” demikian pernyataan pers dari Kementerian Luar NegeriRI yang diterima di Jakarta, Selasa (3/3).

(Baca Juga: Gedung KJRI di Sydney Dilempar “Darah”, Pemerintah Cuek, Jokowi Tegaskan Takkan Ampuni Terpidana Mati Kasus Narkoba, Hukuman Mati Jokowi Didukung Gereja, MUI Fatwakan Hukuman Kasus Narkoba)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif