News
Jumat, 31 Maret 2023 - 11:33 WIB

Solopos Hari Ini: Dampak Pembatalan Kemana-mana

Galih Aprilia Wibowo  /  R Bony Eko Wicaksono  /  Surya Dua Artha Simanjuntak  /  Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Jumat (31/3/2023).

Solopos.com, SOLO — Keputusan FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, Rabu (29/3/2023), berdampak ke mana-mana. Sektor perekonomian termasuk yang mengalami dampak terbesar. 

Kalangan pengusaha industri kecil dan menengah misalnya turut kecewa lantaran keputusan itu memupus peluang mereka mengambil bagian dari ajang olahraga besar tersebut. Margono salah satunya, yang ditunjuk Dinas Koperasi Usaha, Kecil, dan Menengah, dan Perindustrian (Dinkop UKM Perin) Kota Solo untuk menyiapkan usulan suvenir Piala Dunia U-20 tersebut. 

Advertisement

“Ya jelas [kecewa], kemarin contohnya sudah saya kirim sebanyak delapan contoh, dan akan dipilih salah satu. Serta logo Pemkot [Solo] dan Piala Dunia U-20 sudah saya cantumkan,” ujar perajin wayang kulit tersebut kepada Espos, Kamis (30/3/2023). Margono mengaku sudah menyiapkan tim produksi untuk antisipasi produksi suvenir dalam skala besar. Selain itu, ia sendiri yang membuat desain suvenir. “Produknya saya desain sendiri, tinggal produksi massal,” tambah Margono.

Suvenir yang Margono buat adalah miniatur Wayang Badak yang membawa bola, sesuai dengan ikon Piala Dunia U-20. Miniatur tersebut bercorak merah, ungu, dan sedikit warna kuning. Wayang Badak yang ia buat bercula putih dan dibuat seperti tengah bermain sepak bola. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Jumat (31/3/2023).

Advertisement

Suvenir yang Margono buat adalah miniatur Wayang Badak yang membawa bola, sesuai dengan ikon Piala Dunia U-20. Miniatur tersebut bercorak merah, ungu, dan sedikit warna kuning. Wayang Badak yang ia buat bercula putih dan dibuat seperti tengah bermain sepak bola. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Jumat (31/3/2023).

Politikus Dinilai Abaikan Suara Milenial

JAKARTA — Kalangan politikus mengabaikan potensi besar suara milenial sebagai pemilih dalam pemilihan umum 2024 mendatang. Kisruh soal penolakan partisipasi tim nasional Israel dalam Piala Dunia FIFA U-20 yang digelar di Indonesia membuktikan hal ini.

Advertisement

Manajer Riset dan Program The Indonesian Institute (TII) Arfianto Purbolaksono mengingatkan para kandidat calon presiden agar memperhatikan aspirasi pemilih muda sebagai kelompok pemilih terbesar dalam Pemilu 2024 demi memperoleh dukungan suara.

“Jika diproyeksikan, persentase pemilih muda kurang lebih akan sebanyak 60% dari total pemilih Pemilu 2024. Para kandidat yang akan berlaga di pemilu mendatang, termasuk kandidat calon presiden, seharusnya melihat aspirasi anak-anak muda,” kata Arfianto, Kamis.

Ia mencontohkan salah satu aspirasi yang dimiliki pemilih muda di Tanah Air saat ini adalah Indonesia yang seharusnya dapat memanfaatkan momentum berkiprah secara global dengan menyelenggarakan sekaligus berlaga di Piala Dunia U-20. Menurut dia, kalangan pemilih muda berharap Indonesia dapat berlaga di Piala Dunia U-20.

Advertisement

Akan tetapi, lanjut Arfianto, keputusan pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 oleh FIFA dari adanya penolakan keikutsertaan Timnas Israel di Piala Dunia U-20 oleh sejumlah pihak, termasuk Gubernur Bali I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengundang kekecewaan pemilih muda. Selengkapnya di halaman depan Harian Solopos edisi Jumat (31/3/2023).

Paket All You Can Eat Jadi Andalan

SOLO — Tingkat keterisian kamar atau okupansi hotel terjun bebas menjadi tinggal 40% saat periode Ramadan. Kondisi tersebut ditambah larangan pejabat berbuka puasa bersama sesuai instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Paket all you can eat untuk buka puasa bersama kini menjadi andalan sejumlah hotel untuk menarik tamu.

Advertisement

Anjloknya tingkat okupansi hotel saat periode Ramadan menjadi fenomena tahunan yang dialami bisnis perhotelan. Saat awal hingga pertengahan Ramadan, tamu yang menginap di hotel bisa dihitung dengan jari. Kalaupun ada tamu yang menginap di hotel, mereka merupakan tamu langganan yang mengurusi bisnis atau keperluan lain.

Pejabat Humas BPC Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo, Sistho A. Sreshtho, mengatakan anjloknya tingkat okupansi hotel saat Ramadan tak hanya terjadi di Kota Solo melainkan setiap daerah di Tanah Air. Pelaku bisnis perhotelan merasakan kondisi serupa. Selengkapnya di halaman Ekonomi-Bisnis Harian Solopos edisi Jumat (31/3/2023).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif