Maymunah Nasution / Ichsan Kholif Rahman / Muhammad Diky Praditia / Rohmah Ermawati | SOLOPOS.com
SOLOPOS.COM - Harian Umum Solopos yang terbit Sabtu (1/7/2023).
Solopos.com, SOLO–Ulasan tentang Kota Solo yang sebenarnya punya tempat khusus dalam perjalanan sejarah sebagai pusat literasi di Indonesia menjadi headline Harian Umum Solopos edisi akhir pekan yang terbit hari ini, Sabtu (1/7/2023).
Diberitakan Solopos hari ini, salah satu buktinya adalah Museum Radya Pustaka Solo yang merupakan salah satu perpustakaan terpenting di dunia dengan koleksi arsip kebudayaan Jawa yang lengkap. Keberhasilan Radya Pustaka menghimpun arsip-arsip penting ini melibatkan masyarakat yang menyumbangkan koleksi naskah-naskah yang mereka miliki untuk dihimpun dan kemudian diterjemahkan atau diperbanyak.
Hal inilah yang dalam catatan pegiat literasi Windy Ariestanty menjadi bukti bahwa jika literasi merupakan kerja kolaborasi yang membentuk interaksi. Kata “denyut” pun menjadi kata kunci dan tema dalam Festival Kecil Literasi dan Pasar Buku Keliling Nusantara Patjarmerah yang digelar di Solo selama sepekan, Sabtu-Minggu (1-9/7/2023) di mana Windy merupakan salah satu penggeraknya.
Menurut Windy saat hadir dalam talkshow online bertajuk Melawan Senjakala Perbukuan di kanal YouTube Espos Live, Jumat (30/6/2023), “denyut” menjadi wujud kondisi saat ini di mana dunia memulihkan diri dari pandemi Covid-19 yang mengubah banyak hal.
Menurut Windy saat hadir dalam talkshow online bertajuk Melawan Senjakala Perbukuan di kanal YouTube Espos Live, Jumat (30/6/2023), “denyut” menjadi wujud kondisi saat ini di mana dunia memulihkan diri dari pandemi Covid-19 yang mengubah banyak hal.
“Kebiasaan baru mulai terbentuk, demikian pula dengan cara interaksi dan membangun literasi masyarakat,” kata dia. “Kebiasaan baru setelah pandemi mulai terbentuk, kini saatnya manusia meraba denyut baru ke arah mana. Denyut ini merupakan tanda kehidupan, yang menjadi panduan bagaimana memulai hidup kembali setelah Covid-19. Semua kehidupan berubah, termasuk literasi, cara interaksi dan pola hubungan,” papar Windy.
Cagar budaya Ndalem Djojokoesoeman di Gajahan, Solo, pun menjadi lokasi kegiatan festival literasi dan pasar buku keliling tersebut. Menurut Windy, lokasi yang dulunya ditempati oleh putra Sinuhun Paku Buwono X tersebut kaya akan narasi.
Selengkapnya simak di Harian Umum Solopos yang terbit hari ini, Sabtu (1/7/2023).
Tampilkan Identitas Sambernyawa!
SOLO—Persis Solo menjalani laga berat di pembuka Liga 1 musim ini saat berjumpa Persebaya Surabaya di Stadion Manahan Solo pada Sabtu (1/7/2023) pukul 19.00 WIB. Persis Solo wajib memenangkan laga ini sebagai kunci Persis Solo menghadapi laga-laga selanjutnya.
Persis Solo diprediksi tetap bermain dengan skema tiga pemain belakang. Formasi ini sama dengan formasi saat Persis Solo menghadapi Jeonbuk Hyundai Motors dan Persebaya Surabaya pekan lalu. Namun, di dua laga uji coba itu, Persis Solo menelan kekalahan beruntun dengan kalah 1-2 dari Jeonbuk Hyundai Motors dan kalah 3-4 dari Persebaya Surabaya.
Leonardo Medina mengungkapkan laga Persis Solo melawan Persebaya malam ini akan menjadi pertandingan yang menarik. Catatan pertemuan kedua tim selama ini, tidak akan berpengaruh karena akan banyak perubahan. Kedua tim akan menampilkan gaya permainan, taktikal permainan yang banyak berbeda. “Kami ingin menampilkan identitas Sambernyawa yang menyerang hingga titik akhir,” kata Leonardo, Jumat (30/6/2023) malam.
Ia menambahkan peran Messidoro dan Moussa Sidibe cukup vital di Persis Solo. Namun, bagi dia yang terpenting adalah kolektivitas permainan. Leo juga meyakini pemain muda Persis Solo, Sananta juga akan berperan banyak dalam tim. Sananta yang baru saja merasakan juara liga dan bersama Timnas Indonesia bakal mendapat dukungan tim untuk terus berkembang. Sananta masih akan jauh berkembang.
Pemain Persis Solo, Sutanto Tan, juga memilih melupakan kekalahan 3-4 lawan Persebaya lalu. Menurutnya laga itu hanya pre-season. “Pelatih sudah sampaikan semua. Kami saling percaya. Hasil positif akan datang ke kita,” kat Sutanto. Ia menambahkan pemain fokus pada permainan dengan memperbaiki hal yang perlu. Para pemain juga bersemangat saat liga sudah dimulai. “Ini saatnya kami membuktikan siapa kami,” kata Sutanto.
Selengkapnya simak di Harian Umum Solopos yang terbit hari ini, Sabtu (1/7/2023).
Persinggahan Sunan Giri di Tengah Alas Kethu
Salah satu dari para tokoh penyebar agama Islam di Jawa yang dikenal dengan julukan Walisanga atau Walisongo, Sunan Giri, pernah datang ke wilayah Kabupaten Wonogiri. Kedatangannya untuk mencari kayu jati guna membangun Masjid Demak. Kemudian ia berkelana di belantara hutan Wonogiri sampai akhirnya menemukan pohon jati di Hutan Donoloyo, Slogohimo.
Sunan Giri langsung menebang pohon jati tersebut. Untuk memudahkan pengiriman, Sunan Giri lalu menghanyutkan kayu jati itu di Sungai Keduwang yang bermuara di Sungai Bengawan Solo.
Dalam perjalanan pulang, Sunan Giri beristirahat sembari beribadah sebuah tempat dekat aliran Sungai Bengawan Solo. Sunan Giri itu dipercaya melakukan salat sekaligus bersemedi di atas batu hitam yang kini berada di Astana Gunung Giri, Kelurahan Giriwono, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri. Batu hitam itu kini kerap diziarahi orang dari berbagai daerah di mana mereka lantas bertirakat atau berdoa untuk berbagai keperluan.
Juru Kunci Petilasan Sunan Giri di Astana Gunung Giri, Badrun, mengatakan batu hitam itu sudah ada sejak zaman purba di tempat yang kemudian menjadi Astana Gunung Giri. Kini batu itu dilindungi oleh bangunan rumah dengan luas sekitar 4×4 meter di tengah Alas Kethu. Panjang batu sekitar dua meter dengan ketinggian satu meter dan lebar satu meter.
“Batunya seperti gabungan dari beberapa batu-batuan kecil. Menurut cerita turun-temurun, batu itu dulu jadi tempat persinggahan Sunan Giri. Jadi tempat bersemedi,” kata Badrun kepada Espos, Jumat (30/6/2023).
Selengkapnya simak di Harian Umum Solopos yang terbit hari ini, Sabtu (1/7/2023).