News
Sabtu, 25 Mei 2024 - 09:19 WIB

Solopos Hari Ini : Akar Rumput Penentu Arah PDIP

Tim Solopos  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Koran Solopos edisi Sabtu (25/5/2024).

Solopos.com, JAKARTA–Harian Umum Solopos edisi hari ini, Sabtu (25/5/2024) mengangkat headline tentang Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengatakan sikap partainya terhadap pemerintahan ke depan harus dicermati secara saksama, yakni dengan mendengarkan suara akar rumput.

Diberitakan Solopos hari ini, menurut Megawati, cara tersebut demi terlembaganya demokrasi yang sehat. Hal itu ditegaskan Megawati dalam pidato politiknya saat pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V PDIP di Beach City International Stadium Ancol, Jakarta, Jumat (24/5/2024).

Advertisement

“Lalu, bagaimana sikap PDIP terhadap pemerintahan ke depan? Tentu harus dicermati dengan saksama. Partai harus mendengarkan semua suara akar rumput, dari yang berteriak-teriak sampai sayup-sayup, dan terus berjuang bagi terlembaganya demokrasi yang sehat,” kata dia.

Ia mengatakan bahwa mencermati suara akar rumput tersebut merupakan bagian dari skala prioritas Rakernas V. Dalam menyikapi politik ke depan, Megawati menyebut PDIP merupakan partai politik yang mementingkan kontrol dan penyeimbang (check and balance). Namun, dia tidak menafikan bahwa berpolitik mengandung esensi untuk mendapatkan kekuasaan.

Advertisement

Ia mengatakan bahwa mencermati suara akar rumput tersebut merupakan bagian dari skala prioritas Rakernas V. Dalam menyikapi politik ke depan, Megawati menyebut PDIP merupakan partai politik yang mementingkan kontrol dan penyeimbang (check and balance). Namun, dia tidak menafikan bahwa berpolitik mengandung esensi untuk mendapatkan kekuasaan.

“Hanya bedanya apa, toh? Yaitu strategi dan cara untuk mendapatkan kekuasaanlah yang membedakan kita [PDIP] dengan yang lainnya,” ujar Megawati.
Di samping itu, dia meyakini bahwa masyarakat sipil yang kuat serta pers yang andal dan bebas terukur diperlukan dalam menghadapi tantangan yang tidak mudah ke depannya.

Patok Pandak, Penanda Pasukan Mangkubumi

Di Dukuh Pojok, Desa Pandak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, ada sebuah sebuah patok atau pancang terbuat dari batu tertancap di tanah bawah pohon trembesi yang berumur ratusan tahun.

Advertisement

Ada sejumlah versi mengenai asal-usul atau riwayat patok tersebut. Salah satunya dari kisah turun-temurun di wilayah setempat. Mantan Sekretaris Desa (Sekdes) Pandak, Sidoharjo, Sragen, Jumadi, 77, kepada Espos, Jumat (24/5/2024), mengatakan ayah dan kakeknya menyebut nama tempat patok itu sebagai Petilasan Mbah Weru.

Cek Ombak Potensi Ekspor Produk UMKM

Sebuah iklan muncul di layar Instagram. Iklan berupa video itu berisi seorang pria yang membandingkan harga barang yang didapat para penjual di toko-toko online. Pria itu pun menyatakan jaminan mendapat harga terbaik bila penonton mengakses utas yang disematkan di bagian dekat nama akun Instagram tersebut.

Video itu bagian dari konten bersponsor. Saat Espos menelusuri informasi itu, Kamis (23/5/2024), muncul sebuah tautan pusat grosir online. Dalam laman grosir online itu, terdapat tiga kategori produk yang ditawarkan, yakni suku cadang, produk manufaktur, dan produk bisnis.

Advertisement

Beberapa produk disertai keterangan harga di bawahnya terpajang di laman tersebut. Mayoritas keterangan produk yang menempel pada konten visual menggunakan huruf China. Foto pembersih lantai epoksi, sepeda listrik, tenda otomatis, hingga sederet produk perlengkapan hewan pun terpajang di sana.

Ambisi Jokowi Tinggi Terganjal UKT Mahal

JAKARTA–Kenaikan uang kuliah tunggal alias UKT menjadi sorotan banyak pihak. Protes mahasiswa terjadi di mana-mana. Ada mahasiswa yang dilaporkan ke polisi karena mengkritik rektornya yang menaikkan UKT secara ugal-ugalan.

Belum lagi pernyataan Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi (Diktiristek) Tjitjik Srie Tjahjandarie yang secara terbuka menganggap pendidikan tinggi sebagai pendidikan tersier. Pernyataan itu menambah polemik kenaikan UKT semakin pelik.

Advertisement

“Kita bisa lihat bahwa pendidikan tinggi ini adalah tertiary education, jadi bukan wajib belajar,” ujar Tjitjik, belum lama ini. Istilah tersier jika mengacu kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia alias KBBI bisa berarti sebagai yang ketiga. Sementara itu jika mengacu kepada pengertian secara ekonomi, kebutuhan tersier adalah segala sesuatu yang hanya bisa diakses ketika kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi.

Simak berita di Koran Solopos edisi hari ini, Sabtu (25/5/2024), lewat gawai Anda dengan mengakses koran.solopos.com. Untuk memulai berlangganan silakan daftar ke Solopos ID dengan harga mulai Rp9.999. Berlangganan Solopos ID, Anda bisa mengakses berita Koran Solopos lewat gadget, membaca konten khas Solopos.com yaitu Espos Plus, serta menikmati semua berita di Solopos.com tanpa gangguan iklan.

Bila ada pertanyaan atau kendala mengenai Solopos ID, Anda bisa mengakses Pusat Bantuan atau menghubungi WhatsApp pusat layanan pelanggan SoloposID di 081548554656

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif