Solopos.com, SOLO—Koran Solopos Hari Ini edisi Senin (31/8/2020) mengulas tentang potensi resesi Indonesia mencapai 99,9%, namun para pengusaha diminta menghindari PHK.
Para menteri Kabinet Indonesia Maju telah mengakui peluang besar terjadinya resesi ekonomi di kuartal III 2020. Kendati demikian, pemerintah berusaha meyakinkan resesi itu tidak akan membuat Indonesia mengalami krisis ekonomi.
Selengkapnya baca E-paper Solopos.
Pandemi Covid-19 berdampak pada penurunan pendapatan masyarakat Kota Solo sebesar 49%. Kondisi ini kian sulit lantaran pengeluaran masyarakat justru mengalami peningkatan hingga 25% sebagai akibat dari perubahan pola hidup di masa kenormalan baru. Hal ini mengemuka dalam Analisis Hasil Survei Sosial Ekonomi Dampak Covid-19 di Kota Solo oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Solo pada Juli 2020.
Pandemi Covid-19 berdampak pada penurunan pendapatan masyarakat Kota Solo sebesar 49%. Kondisi ini kian sulit lantaran pengeluaran masyarakat justru mengalami peningkatan hingga 25% sebagai akibat dari perubahan pola hidup di masa kenormalan baru. Hal ini mengemuka dalam Analisis Hasil Survei Sosial Ekonomi Dampak Covid-19 di Kota Solo oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Solo pada Juli 2020.
Kepala BPS Solo, Totok Tavirijanto, mengatakan survei ini merupakan bagian pertama dari sejumlah survei yang dilakukan BPS Solo di masa pandemi Covid-19. Pihaknya menyoroti adanya perubahan perilaku masyarakat di masa kenormalan baru serta dampaknya secara makro terhadap perekonomian mereka. Dalam hal ini adanya penurunan pendapatan yang berbanding terbalik dengan peningkatan pengeluaran sehari-hari.
Selengkapnya baca E-paper Solopos.
Kumulatif 376 kasus Covid-19 di Kota Solo, perinciannya, 18 menjalani rawat inap, 17 isolasi mandiri, 324 sembuh/pulang, dan 17 meninggal dunia. Sehingga, total kasus aktif tersisa sebanyak 35 orang. Sebanyak 18 pasien yang dirawat inap itu tersebar di sejumlah RS yang menyediakan kamar isolasi.
“Kalau warga Solo yang dirawat hanya 18 orang, sedangkan totalnya ada 70 pasien yang dirawat di Solo, maka 52 pasien itu merupakan rujukan dari daerah lain,” jelas Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, dihubungi Minggu (30/8).
Selengkapnya baca E-paper Solopos.
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Solo mencatat dua kematian sekaligus pada Minggu (30/8). Dari kumulatif kematian 15 orang pada Sabtu, bertambah menjadi 17 orang pada Minggu. Ketua Pelaksana Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, mengatakan kedua pasien tersebut meninggal pada Minggu.
“Seluruhnya pria, satunya umur 67 tahun asal Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon memiliki komorbid penyakit jantung, kemudian usia 48 tahun asal Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan punya komorbid diabetes melitus (DM). Mereka adalah pasien suspek yang naik kelas jadi kasus konfirmasi, kemudian meninggal dunia. Jadi, sebelum meninggal dunia, hasil uji swabnya dinyatakan positif Covid-19 dan sempat dirawat inap beberapa hari,” ungkap Ahyani.
Selengkapnya baca E-paper Solopos.