News
Sabtu, 21 Februari 2015 - 14:44 WIB

SOLO KARNAVAL : Malam Minggu, Yuk Merapat di Jensud Solo?

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana Solo Karnaval 2012 (JIBI/Solopos/Dok)

Solo Karnaval 2015 akan dilangsungkan Sabtu (21/2/2015) malam nanti. Peristiwa ini bisa dijadikan agenda wisata Anda.

Solopos.com, SOLO — Puncak perayaan Hari Jadi ke 270 Kota Solo akan lebih semarak dengan hadirnya pertunjukan tari kolosal, Sabtu (21/2/2015) pukul 19.30 WIB.

Advertisement

Pementasan yang digelar di sepanjang Jl. Jend. Sudirman (Jensud) Solo, mulai dari depan Kantor Pos Besar Solo sampai menju Kantor Bank Indonesia (BI) tersebut akan menghadirkan sedikitnya 270 penari profesional dan 560 penari serta peserta pendukung kirab.

Tidak seperti pementasan wayang atau pertunjukan tari kolosal lainnya, pertunjukan yang dikoreograferi Agung Kusumo Widagdo dengan menampilkan lakol Adeging Kutha Sala kali ini dirangkai tanpa dialog.

Advertisement

Tidak seperti pementasan wayang atau pertunjukan tari kolosal lainnya, pertunjukan yang dikoreograferi Agung Kusumo Widagdo dengan menampilkan lakol Adeging Kutha Sala kali ini dirangkai tanpa dialog.

Sepanjang pertunjukan penonton akan dibantu dengan teks narasi yang dibacakan dengan Bahasa Indonesia serta tembang.

Produser dan Pimpinan Proyek (Pimpro) Pergelaran Tari Kolosal Adeging Kutha Sala, Fafa Gendra Nata Utami, mengatakan konsep itu menjadi pilihan karena pertunjukan kali ini menjadi salah satu bentuk persembahan untuk warga Solo.

Advertisement

“Penonton yang hadir menjadi bagian dari pertunjukan, dengan tema yang akan mengisahkan sejarah berdirinya Kota Surakarta. Kami juga mengimbau kepada seluruh warga yang hadir saat menonton agar menggunakan kostum kejawen,” kata Fafa dalam jumpa pers di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo, Jumat (20/2).

Fafa menyampaian penonton yang hadir tidak terbatas untuk mengenakan kain wiru dan beskap untuk laki-laki atau kebaya untuk perempuan. Namun, penonton bisa juga dengan hanya mengenakan surjan, landing, kejawen dengan iket dan lain sebagainya.

Sehingga, lanjut  Fafa, penonton yang mengenakan atribut busana kejawen turut menjadi bagian dari pertunjukan tersendiri dan bakal menjadi wacana dan isu yang aktual.

Advertisement

“Nuansa kerakyatan akan sangat kental menyelimuti seluruh aura pertunjukan. Selain itu, Hari Jadi Solo akan menjadi sebuah perayaan dan pesta untuk warga kota [Solo],” ujar Fafa.

Fafa menambahkan gagasan konsep pertunjukan Adeging Kutha Sala menitik beratkan pada penggambaran sejarah terbentuknya Kota Surakarta, yakni pindahnya Keraton Kartusura ke Surakarta pada masa Pakubuwono (PB) II. Dalam penggambaran kisah sejarah itu juga lengkap akan dikenalkan nama-nama serta tokoh-tokoh yang terlibat saat kepindahan keraton.

Fafa menerangkan terdapat enam adegan, termasuk pembuka dan penutup yang akan dipertontonkan dalam pertunjukan tari yang direncanakan berakhir pukul 22.00 WIB itu.

Advertisement

Sementara itu, Kepala Disbudpar Solo, Eny Tyasni Suzana, menyampaikan Agung Kusumo selaku koreografer akan banyak mengolah koreografi jalanan yang selama ini sangat lemah pada setiap hajatan dan even di Solo.

Pertunjukan kali ini, lanjut dia, akan melibatkan kerja keras dari tim kreatif baik dari Solo maupun luar daerah.

“Dukungan itu dari Pokdarwis, Kimunitas Teater Pelajar, Kimunitas Wisma Seni, Studio Moncar, penari-penari dari ISI, SMKI, Alumni, Kelompok Lesung Bonoroto, Sanggar Tari Iswara dan lain-lain. Harapannya, masyarakat Solo dan sekitarnya bisa melihat pertunjukan yang baru, yang berbeda dari yang sudah dilakukan sebelumnya,” jelas Eny.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif