News
Sabtu, 12 Februari 2022 - 14:01 WIB

Soal Vaksin Merah Putih, Epidemiolog: Peluang Keberhasilan 50:50

Newswire  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi vaksin Covid-19. (JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha)

Solopos.com, JAKARTA — Izin uji klinik yang diberikan pada vaksin Merah Putih dinilai merupakan sebuah langkah besar bagi Bangsa Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19.

“Vaksin Merah Putih ini penting. Bukan hanya jangka pendek dalam artian merespons pandemi Covid-19 ini saja, tetapi juga untuk jangka panjang,” kata epidemiolog Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, mengatakan dalam pesan suara yang diterima di Jakarta, Sabtu (12/2/2022).

Advertisement

Menurut dia, meskipun Indonesia sudah memiliki PT Bio Farma untuk memproduksi vaksin, riset terhadap pengujian vaksin yang betul-betul dimulai sejak awal merupakan sebuah fondasi besar negara untuk masuk ke dalam jajaran negara-negara yang dapat melakukan riset vaksin. Hal itu termasuk membantu negara dalam memproduksi ketersediaan atau stok vaksin bagi masyarakat secara mandiri.

Baca juga: Proses Sertifikasi Halal Vaksin Merah Putih Singkat, Ini Penjelasan MUI

Advertisement

Baca juga: Proses Sertifikasi Halal Vaksin Merah Putih Singkat, Ini Penjelasan MUI

“Kemampuan produksi sudah jelas ada, tetapi riset vaksin dari research and development ini menjadi satu keunggulan tersendiri yang memang tidak mudah. Perlu investasi dan perlu memerlukan waktu. Dengan adanya riset seperti ini saja, sebetulnya sudah langkah yang sangat jauh lebih maju untuk kita,” katanya.

Lebih lanjut, Dicky menjelaskan bila berbicara mengenai riset sebuah vaksin untuk penyakit menular, peluang keberhasilan yang dimiliki ada sebesar 50 banding 50. Bila vaksin tersebut dapat berhasil lolos berbagai rangkaian pengujian, maka negara dapat secara mandiri memproduksi vaksin dengan kehalalan yang tidak perlu diragukan untuk dibagikan pada masyarakat.

Advertisement

“Kalaupun yang lainnya tidak berhasil, setidaknya bisa menjadi satu pengalaman yang sangat berharga bagi penelitian itu. Kegagalan adalah satu fondasi yang baik untuk meraih tahapan berikutnya,” katanya.

Baca juga: Vaksin Merah Putih Dinyatakan Suci dan Halal, Berlaku Hingga 2026

Melihat keseriusan anak bangsa, dia berharap pemerintah benar-benar serius dalam memberikan bantuan dalam riset yang sedang dilakukan. Sebab, pengujian vaksin akan terlihat jelas ketika situasi akan melandai ataupun pada saat status pandemi dicabut oleh pemerintah.

Advertisement

“Sekali lagi, riset vaksin Merah Putih ini memang perlu terus didukung dan tentu dengan standar- standar yang juga global standar internasional,” kata Dicky Budiman.

Sebelummnya, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito menyampaikan pelaksanaan uji klinik vaksin Merah Putih pada fase satu dan dua mengikutsertakan 90 sukarelawan pada fase satu dan 405 orang pada fase dua. Apabila uji klinik fase satu dan dua sudah diperoleh hasil interim dan memenuhi syarat, katanya, maka dapat melanjutkan ke tahap uji klinik fase tiga.

Baca juga: Optimis Tangkal Omicron, Uji Klinis Vaksin Merah Putih Dimulai di Jatim

Advertisement

“Setelah diperoleh hasil interim uji klinik fase tiga maka dapat berproses untuk pengajuan ke Badan POM dan mendapatkan persetujuan izin penggunaan darurat (EUA) yang kiranya adalah sekitar pertengahan Juli 2022,” kata Penny dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (7/2/2022) lalu.

Ia menegaskan mutu vaksin Merah Putih yang akan diberikan dalam uji klinik ini sudah terpenuhi dan didukung oleh fasilitas produksi PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia yang memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).

“PT Biotis sebagai produsen vaksin Merah Putih, secara paralel melakukan persiapan untuk uji klinik fase tiga dengan meningkatkan skala produksi vaksin, termasuk yang akan digunakan pada skala komersial,” ungkap Penny K. Lukito.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif