News
Kamis, 12 Mei 2016 - 23:00 WIB

SNMPTN 2016 : Tak Cuma SMAN 3 Semarang, Ratusan Siswa SMAN 2 Genteng Banyuwangi Juga Gagal

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SNMPTN 2016 tak hanya diwarnai kegagalan ratusan siswa SMAN 3 Semarang. Siswa SMAN 2 Genteng Banyuwangi mengalami hal serupa.

Solopos.com, BANYUWANGI — Penerapan sistem kredit semester (SKS) bermasalah tak hanya menimpa SMAN 3 Semarang saja. Ratusan siswa di SMAN 2 Genteng, Banyuwangim yang memakai SKS juga 100 persen dinyatakan tidak lulus SNMPTN 2016.

Advertisement

Pihak sekolah menyatakan bahwa ada perbedaan persepsi saat input data di sistem Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) online. Operator sekolah memasukkan 4 seri dalam program PDSS online, padahal sistem ini memberlakukan 5 seri.

“Jadi di SMAN 2 Genteng ada trouble dan terjadi perbedaan persepsi dengan tingkat pusat dan yang di daerah. Kami memasukkan nilai sesuai Permendikbud dengan jumlah semester yaitu 4 seri. Namun hal itu tidak match dengan yang diminta PDSS yang meminta nilai 5 seri,” jelas Kepala Sekolah SMAN 2 Genteng, Istu Handono, Kamis (12/5/2016), dikutip Solopos.com dari Detik.

Perbedaan persepsi tersebut sungguh disayangkan oleh pihak sekolah. Lantaran panitia pusat tidak pernah melakukan sosialisasi dan pendampingan secara langsung dan detail terkait proses input SKS.

Advertisement

Akibatnya, sambung Istu, kuota 75 persen jatah SNMPTN untuk SMAN 2 Genteng menjadi gagal total. Sekitar 260 siswa kelas XII yang mendaftar SNMPTN 2016 kini statusnya masih tidak jelas. Pihak sekolah kini masih berupaya melakukan negosiasi ke panitia pusat di UNY dan meminta penjelasan lebih detail.

“Tidak pernah ada sosialisasi dan pendampingan langsung ke daerah. Kuota yang boleh daftar 75 persen dari semua siswa kelas XII [358]. Jadi kurang lebih 260 siswa yang daftar, yang lulus belum tahu. Tergantung seleksi yang dilakukan pihak SNMPTN. Ini kami sedang upaya ke panitia pusat di UNY untuk minta penjelasan,” pungkasnya.

Namun kegagalan tersebut justru berbanding terbalik dengan persentase tingkat keberhasilan yang terjadi di SMAN 1 Giri, Banyuwangi. Kepala Sekolah SMAN 1 Giri, Mujib menyebutkan, kuota 40 persen SNMPTN yang diberikan ke sekolah favorit tersebut berhasil lolos 100 persen.

Advertisement

Manajemen pengelolaan mengisi di pangkalan data PDSS dan penyesuaian kurikulum sesuai dengan desain PDSS yang disusun SMAN 1 Giri tersebut berhasil mengantarkan 74 siswanya menuju perguruan tinggi negeri (PTN).

Konsistensi mata pelajaran dan beban semester yang digandakan dalam satu waktu merupakan jawaban dari tudingan dugaan nilai abal-abal yang di input ke sistem PDSS. Meski begitu, Mujib sepakat jika sistem laman PDSS ini perlu sosialisasi secara menyeluruh dan ada pelatihan secara berkelanjutan.

“Ini bukan nilai abal-abal, tapi sistem kurikulum kita sudah kita desain sesuai dengan PDSS. Beban semester yang di gandakan dalam satu waktu dan semua ditempuh oleh semua siswa. Ini bisa dibuktikan dengan nilai anak-anak. Sistem SKS lolos 100 persen,” tandasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif