News
Rabu, 5 November 2014 - 03:10 WIB

SISTEM VERIFIKASI LEGALITAS KAYU : SVLK Berlaku, Ekspor Mebel Bisa Menyusut

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi industri mebel. (Endang Muchtar/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, SOLO — Ekspor mebel Indonesia pada tahun 2015 mendatang terancam menurun karena dimulainya penerapan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), Januari 2015 mendatang. Oleh karena itu, pelaku ekspor mebel berharap pemerintah mengeluarkan kebijakan yang mampu memudahkan eksportir mebel Tanah Air.

Ketua Asosiasi Mebel Indonesia (Asmindo) Soloraya, Yanti Rukmana, mengatakan hingga kini belum semua eksportir mebel memiliki SVLK padahal pelaksanaan kebijakan tersebut tinggal kurang dari dua bulan. Oleh karena itu, pihaknya berharap pemerintah bisa mendukung kinerja eksportir dengan mengeluarkan kebijakan baru yang lebih mudah.

Advertisement

Langkah tersebut dinilai perlu supaya penerapan SVLK tidak membuat ekspor mebel merosot. Menurut dia kebijakan baru yang bisa dibuat adalah SVLK tidak harus dibebankan kepada pengusaha mebel tapi pada pedagang kayu. Hal ini mengingat pengusaha mebel hanya mengolah kayu yang ada sedangkan pedagang kayu, berhubungan langsung dengan kualitas dan cara perolehan kayu.

“Tren furnitur dunia adalah mebel dengan bahan baku yang natural. Oleh karena itu, produk-produk dari kayu, saat ini banyak dicari. Tidak hanya oleh pembeli dari Amerika Serikat dan Eropa tapi juga pasar di Asia, seperti Tiongkok dan Korea,” ungkap Yanti saat dihubungi Solopos.com, Selasa (4/11/2014).

Bahkan menurut dia, sudah ada perusahaan dari Tiongkok dan Korea yang memiliki pabrik mebel di Jepara. Hal ini karena di Tiongkok kebanyakan mebel yang dibuat adalah stainless steel. Diakuinya hal tersebut membuat persaingan dagang menjadi semakin ketat tapi pihaknya tidak bisa mengelak karena sudah ada peraturan perdagangan internasional.

Advertisement

Harus Dipermudah
Oleh karena itu, pihaknya berharap ada kemudahan dari pemerintah supaya pengusaha lokal tetap mampu bertahan. Hal ini karena pada tahun depan, pihaknya menargetkan ada peningkatakan penjualan. Di sisi lain, Yanti juga menjelaskan penjualan menjelang akhir tahun ini mulai rendah.

Sepinya permintaan karena biasanya pesanan sudah banyak pada pertengahan tahun untuk persiapan menjelang Natal dan Tahun Baru. Oleh karena itu, saat ini banyak barang pesanan yang sudah dalam proses pengiriman.

Dia menjelaskan pesanan akan mulai meningkat pada awal tahun depan untuk persiapan summer sale pada pertengahan 2015. Yanti menjelaskan beberapa waktu lalu, tren mebel yang dibutuhkan adalah mebel untuk indoor mengingat saat Natal biasanya sedang musim dingin. Namun untuk karakteristik mebel pada pertengahan tahun depan adalah mebel untuk outdoor karena sedang musim panas.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif