SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
<p><strong>Solopos.com, MEDAN –</strong> KM Sinar Bangun karam di kedalaman 450 meter dasar<a href="http://news.solopos.com/read/20180629/496/924969/dibantu-ulama-lokasi-100an-lebih-korban-danau-toba-ditemukan"> Danau Toba</a> sejak Minggu (18/6/2018). Kini keluarga ratusan korban KM Sinar Bangun tengah berunding apakah mereka akan merelakan ratusan jasad di dasar Danau Toba ataukah tetap meminta pemerintah mengangkat ratusan jasad?</p><p>Tenggelamnya <a href="http://news.solopos.com/read/20180621/496/923384/km-sinar-bangun-tenggelam-di-danau-toba-menhub-ungkap-3-kesalahan">KM Sinar Bangun</a> di perairan Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, memasuki hari ke-14 pada Minggu (1/7/2018). Posisi kapal berada di kedalaman 450 meter dan berdekatan dengan jurang sedalam 600 meter.</p><p>Dilaporkan <em>Liputan6.com </em>dan<em> Okezone</em>, pencarian yang dilakukan Minggu kemarin berangkat dari Dermaga Simanindo, Kabupaten Samosir, maupun dari Dermaga Tigaras, Kabupaten Simalungun.</p><p>Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Minggu 1 Juli 2018, semua pihak, termasuk keluarga korban bertemu untuk membuat kesepakatan. Apakah operasi pengangkatan diduga ratusan jenazah korban tetap dilakukan atau tidak, dengan pertimbangan berbagai kondisi.</p><p>"Jadi ini masih rencana ya, apakah ini akan dilakukan pengangkatan atau tabur bunga dan mendoakan korban. Ini ada dua opsi," ujar Kepala Kantor SAR Medan Budiawan, beberapa waktu lalu.</p><p>Evakuasi jasad<a href="http://news.solopos.com/read/20180619/496/923026/kisah-suci-tewas-tenggelam-saat-berwisata-ke-danau-toba-dengan-tunangan"> korban</a> KM Sinar Bangun yang menjadi salah satu opsi dipastikan memerlukan waktu yang lama. Sementara pada pilihan lainnya, para korban direlakan tetap berada di dasar danau. Pilihan itu akan dirundingkan Basarnas dengan pemerintah daerah, dan keluarga penumpang KM Sinar Bangun.</p><p>Budiawan mengatakan, pihaknya saat ini masih mencari cara untuk mengangkat bangkai kapal yang berada di kedalaman 450 meter itu. Namun posisi bangkai kapal berada di dekat jurang yang memiliki kedalaman 600 meter.</p><p>"Biasanya jika target sudah ditemukan akan dilakukan evakuasi. Namun, lagi-lagi kedalaman Danau Toba menjadi persoalan. Kita harus pikir matang-matang soal keselamatan bagaimana kita bisa menolong objek ini bisa terangkat," ungkap Budiawan, Jumat (29/6/2018).</p><p>Dua opsi Basarnas yakni evakuasi memakan waktu lama dan tingkat risiko tinggi serta membiarkan kapal dan korban di dasar Danau Toba dan melakukan tabur bunga di atas lokasi tenggelamnya kapal, hingga kini masih dikaji.</p><p>"Tapi dua opsi itu masih rencana. Itu yang menjadi rapat kami hari ini. Kita akan berunding dengan Pemkab, dan keluarga korban," sebutnya.</p><p> Budiawan menyebutkan, meski telah menemukan bangkai KM Sinar Bangun, namun mereka masih melakukan pencarian dengan menggunakan sejumlah peralatan. Di antaranya helikopter, robot Remotely Operated Vehicle (ROV) dan juga kapal pukat harimau.</p><p>"Pertama untuk target menemukan korban, dan untuk pemantauan dari udara. Kita juga sudah mendatangkan alat terbaru yang bisa memperkuat lebih jelas gambar dari ROV soal temuan objek dari KM Sinar Bangun.</p><p>“Tadi malam sudah sampai, tapi teknisnya itu bagian tim teknisnya yang lebih paham. Kami meminta doa restu Tim SAR masih bekerja. Berdoa agar bisa menyelesaikan tugas-tugas kami dengan baik," pungkas Budiawan.</p><p> </p><p> </p>