News
Selasa, 13 Desember 2016 - 10:11 WIB

SIDANG PENISTAAN AGAMA : Suara Ahok Bergetar Saat Bacakan Pembelaan di Depan Hakim

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tangkapan layar dari siaran langsung persidangan kasus penistaan agama. (Istimewa/Facebook/Basuki Tjahaja Purnama)

Sidan penistaan agama dengan terdakwa Ahok diwarnai sejumlah adegan dramatis.

Solopos.com, JAKARTA – Suara terdakwa kasus penistaan agama, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), sempat bergetar saat membacakan nota keberatan. Ahok seperti menangis saat menceritakan kedekatan orangtua dan keluarganya yang nonmuslim dengan keluarga orangtua angkatnya yang berasal dari Bone, Sulawesi Selatan.

Advertisement

Dalam pembelaannya, Ahok mengaku enggan dituduh menistakan agama. Pasalnya, ia merasa tumbuh besar di keluarga muslim.

Ahok mengatakan, karena penghormatan kepada kedua orangtua kandung dan orangtua angkatnya, tidak mungkin dirinya melakukan penistaan terhadap ulama dan islam.

“Saya sangat sedih dituduh menista agama Islam. Karena tuduhan itu sama saja saya telah menista saudara-suadara angkat saya sendiri yang beragama Islam,” ujar Ahok sambil terisak dan menyeka air matanya.

Advertisement

Dia melanjutkan, “Bahkan saat kuliah S2 di Prasetya Mulia, kakak angkat saya yang bayar kuliah.”

Suara Ahok tertahan saat dia menceritakan kisah dia merawat ibu angkatnya saat sakit hingga ke pemakaman. “Saya seperti anak tidak tahu berterimakasih apabila saya tidak menghargai agama dan kitab suci orang tua angkat saya dan beliau adalah pemeluk Islam yang sangat taat,’ kata Ahok, kali ini suaranya bergetar.

Ahok melanjutkan, saat berziarah ke makam almarhum orangtuanya di TPU Karet Bivak, jakarta Pusat, dirinya melepas alas kaki.

Advertisement

“Saya tidak pakai sepatu dan sandal saat ziarah ke makam orangtua angkat saya, karena saya hormati keyakinan saudara angkat saya itu,” ujarnya.

Ahok dalam pernyataannya mengaku tak merasa berniat menistakan agama Islam. Menurutnya, ucapannya tersebut menyasar kepada oknum politisi yang memanfaatkan Surah Almaidah Ayat 51, karena tak bisa bersaing sehat di Pilkada DKI Jakarta.

Mantan Bupati Belitung Timur itu juga mengutip buku yang ditulisnya Tahun 2008 bahwa oknum-oknum tersebut berlindung di balik ayat suci, agar orang seiman memilihnya di pesta demokrasi.

“Isinya melarang rakyat kaum nasrani dan yahudi jadi pemimpin mereka, dengan tambahan jangan pernah memilih kafir, mereka mengajak agar memilih pemimpin dari kaum seiman,” tegas Ahok, Selasa (13/12/2016).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif