News
Selasa, 11 April 2017 - 19:30 WIB

Sidang Paripurna DPD Ricuh, Senator Juniwati Nyaris Dipukul

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Empat anggota DPD melakukan aksi protes disaksikan Ketua DPD Oesma Sapta Odang (kedua kanan) dan Wakil Ketua DPD Nono Sampono saat pembukaan masa sidang DPD di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (11/4/2017). (JIBI/Solopos/Antara/M Agung Rajasa)

Sidang paripurna DPD kembali ricuh, bahkan seorang senator sempat nyaris dipukul.

Solopos.com, JAKARTA — Sidang paripurna DPD yang dipimpin oleh Ketua DPD Oesman Sapta Odang (OSO) serta kedua wakilnya Nono Sampono (Maluku) dan Darmayanti Lubis (Sumut) diwarnai kericuhan saat pembukaan agenda masa sidang, Selasa (11/4/2017).

Advertisement

Agenda sidang paripurna mengagendakan pemberhentian Irman Gusman selaku senator asal Sumatera Barat, penyampaian Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK diikuti penyerahan laporannya oleh Ketua BPK serta laporan kegiatan anggota DPD di daerah pemilihan selama masa reses.

Kericuhan diawali adanya penolakan dari senator pendukung kubu GKR Hemas yang menolak persidangan dan hujan interupsi karena anggota DPD tidak memenuhi kuorum di ruang rapat paripurna. Bahkan karena diwarnai matinya sejumlah mikrofon, dua senator, yaitu Juniwati dan Nurmawati, maju ke hadapan Oesman Sapta dan memprotes keabsahan sidang.

Advertisement

Kericuhan diawali adanya penolakan dari senator pendukung kubu GKR Hemas yang menolak persidangan dan hujan interupsi karena anggota DPD tidak memenuhi kuorum di ruang rapat paripurna. Bahkan karena diwarnai matinya sejumlah mikrofon, dua senator, yaitu Juniwati dan Nurmawati, maju ke hadapan Oesman Sapta dan memprotes keabsahan sidang.

“Kita taat hukum, kami memilih jalan yang benar. Dibandingkan dengan jumlah yang datang. Ini politik barbar, pimpinan ilegal,” protes anggota DPD dari Batam, Djaserman Purba.

Loyalis Oesman Sapta pun tak ketinggalan dan menyatakan bahwa persidangan sah dengan tiga orang pimpinan yang sudah dilantik oleh Mahkamah Agung (MA). Sebanyak enam senator masing Juniwati T Masjchun (Jambi), Nurmawati Bantilan (Sulteng), Djaserman Purba (Kepri), Denty Eka Widi Pratiwi, Anna Latuconsina (Maluku), dan Hafidh Asrom (DIY) langsung membentangkan poster.

Advertisement

Buntut kericuhan di dalam sidang paripurna itu, sekitar delapan senator langsung walk out dari ruang sidang dan diikuti oleh beberapa anggota DPD lainnya. Mereka keluar dari ruang paripurna sambil terus berteriak menolak sidang. Sementara itu sembilan senator memasuki ruang tunggu Pimpinan MPR.

Sejumlah loyalis OSO pun juga mengikuti yakni Darmayanti Lubis dan Adrianus Garu. Di ruang tunggu pimpinan MPR, senator Juniwati nyaris menerima pukulan oleh Adrianus Garu. Hal tersebut dipicu oleh pernyataan Juniwati yang menyebut sidang paripurna 3 April kemarin seperti preman, karena diwarnai adengan naik ke atas meja.

Kontan pernyataan tersebut mengundang loyalis OSO itu mendekati Juniwati dan mengisyaratkan niat untuk memukul. “Saya bukan preman, saya bukan preman,“ kata Adrianus seraya mendekat Juniwati dan mengacungkan tangan seolah-olah ingin memukul istri mantan Gubernur Jambi Mascjhun Sofwan itu.

Advertisement

Juniwati mengatakan sidang Senin pekan lalu, itu seperti premanisme. Pasalnya senator yang merupakan pejabat lembaga tinggi negara tak layak naik-naik ke atas meja. “Sipur 3 April lalu seperti adegan preman, Setelah saya bilang itu, dia hampir mau memukul, tangannya sudah diangkat. Tapi saya tidak melihatnya,“ ujarnya menirukan ucapan saksi yang melihatnya,

Tak lama berselang, Farouk Muhammad dan GKR Hemas tiba di Gedung Nusantara V disambut oleh anggota DPD yang walk out. Mereka kemudian memasuki ruang tunggu Pimpinan MPR bersama yang letaknya masih di Gedung Nusantara V.

Sekitar delapan senator secara simbolis menyerahkan laporan hasil kunker kepada pimpinan Farouk Muhammad dan GKR Hemas. GKR Hemas yang sejak awal tak ikut persidangan, langsung menggelar jumpa pers. Di hadapan wartawan perwakilan senator langsung menyerahkan laporan hasil kunker kepada GKR Hemas dan Farouk Muhammad.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif