News
Sabtu, 2 Januari 2021 - 12:10 WIB

Setop Mengucilkan! Stigma Negatif dari Tetangga Bikin Kasus Covid-19 Menyebar Cepat

Cahyadi Kurniawan  /  Tika Sekar Arum  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi swab test. Tes untuk tracing sulit dilakukan jika berkembang stigma negatif di masyarakat terhadap pasien positif Covid-19. (Reuters)

Solopos.com, JAKARTA -- Stigma negatif atau tindakan mengucilkan pasien Covid-19 di lingkungan sekitar alias tetangga membuat virus ini justru mudah menyebar.

Hal ini terungkap dari studi yang dilakukan Nilam Fitriani Dai pada Mei 2020. Studi tersebut menyebutkan stigma membuat persebaran penyakit Covid-19 makin tak terkendali.

Advertisement

Stigma negatif dari tetangga ini membuat orang-orang yang enggan dipantau dan diperiksa sebab khawatir akan terjadi diskriminasi dari lingkungan sekitar.

Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Bagi Peserta Kelas III Mulai Berlaku, Ini Angkanya

Advertisement

Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Bagi Peserta Kelas III Mulai Berlaku, Ini Angkanya

Akibatnya, mereka yang sebetulnya masuk ke dalam kelompok orang tanpa gejala (OTG) dan harus isolasi mandiri masih tetap berkumpul dan bergaul dengan warga lain.

“Akibatnya kemungkinan persebaran semakin tidak dapat diduga. Oleh sebab itu, stigma terhadap penderita atau mereka yang diduga menderita penyakit ini harus dihilangkan,” tulis Nilam.

Advertisement

Optimistis di Tahun Baru, Begini Prediksi Ekonomi Solo dan Sekitarnya

7 Persen Responden Mengucilkan

Fakta ini sejalan dengan studi yang digelar Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan ada tujuh persen responden menyatakan mengucilkan atau ada stigma negatif sebagai respons yang paling banyak dilakukan saat ada seseorang terinfeksi Covid-19 di lingkungan sekitar.

Survei yang sama menyebutkan 45 persen responden menjawab memperketat protokol kesehatan. Lebih jauh, Nilam menjelaskan pengucilan membuat orang-orang bersifat defensif dengan menyembunyikan kasus yang dialami.

Advertisement

Hal ini mencegah yang bersangkutan mendapatkan pertolongan yang tepat. Tindakan tracing, test, dan treatment (3T) akhirnya pun tidak bisa dilakukan. Hal ini jelas bakal mempersulit pencegahan dan penanganan pasien Covid-19.

Wuih! Boyolali Punya Istana Tenis Meja, Seperti Apa?

“Upaya yang harus dilakukan untuk menunjang keberhasilan penanganan Covid-19 adalah dengan cara membangun kepercayaan pada layanan dan sarana kesehatan yang ada, menunjukkan empati pada mereka yang terdampak, memahami penyakit itu sendiri dan mengadopsi langkah-langkah yang praktis dan efektif,” sambung Nilam dalam jurnal yang diterbitkan Literacyinstitute.org itu.

Advertisement

Stigma negatif di masyarakat juga terkait pemeriksaan Covid-19. Pandangan masyarakat soal testing selama ini identik dengan sesuatu yang menakutkan. Lebih-lebih jika hasil tes menunjukkan positif, orang khawatir akan terjadi stigma terhadap dirinya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif