Redaksi Solopos.com / R. Bambang Aris Sasangka | SOLOPOS.com
Sekitar 450 siswa SD Islam Al Fattah masing-masing menggenggam batu. Secara berkelompok mereka berdiri di luar batas garis yang mengelilingi poster setan. Dengan diawali ucapan takbir, tangan mereka dikepalkan ke atas, lalu batu digenggaman pun melayang.
Abudzar Akbar Nafis, siswa kelas IV, kembali memungut batu yang terpental lalu melemparkannya lagi. Hal itu ia lakukan berulang sampai raut muka puas tergambar melalui senyumnya yang terkembang. “Seru banget!” ujarnya lepas. Hari itu Abudzar membawa batu sebanyak-banyaknya dari halaman sekolah untuk melakukan simulasi lempar jamrah.
Tak semua batu yang dilemparkan siswa tepat mengenai sasaran, kadang ada yang pas mengenai poster, kadang ada yang terlempar meleset jauh. Sesekali adapula yang mengenai rekannya. “Tadi lempar batunya satu-satu, ada yang kena, ada yang enggak,” papar siswa kelas V, M Shobri.
Shobri mengerti kegiatan itu merupakan salah satu praktik ibadah haji yang dianalogikan untuk mengusir setan. Berbagai hikmah yang bisa dia ambil dari kegiatan itu meluncur satu per satu dari mulutnya. “Menghancurkan setan sama dengan menghancurkan sifat negatif dalam jiwa. Kalau sudah memiliki sifat setan seharusnya mengucapkan istigfar,” jelasnya.
Mengenai kegiatan pagi itu, Kepala SDI Al Fattah, Warsito Adnan, menjelaskan dengan lempar jamrah anak-anak diajarkan segala bentuk kejahatan, kekerasan, kebohongan dan kesewenangan-wenangan harus dihadapi dengan kekuatan iman, ilmu dan amal. “Semua bentuk kejahatan digambarkan dalam bentuk setan sebagai musuh utama manusia,” jelasnya.
Warsito juga menambahkan, setan juga berbentuk manusia yang menghujat nabi dan Tuhan, seperti film yang saat ini sedang marak diprotes di berbagai belahan dunia karena dinilai menghina Nabi Muhammad. “Ini juga sebagai bentuk protes terhadap film yang sedang menggegerkan dunia Islam,” paparnya.