SOLOPOS.COM - Gubernur DKI Joko Widodo (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)
Solopos.com, SOLO – Setahun setelah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi beserta wakilnya Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa disebut Ahok melakukan dialog dengan warganya. Dialog yang diselenggarakan di Monumen Nasional (Monas) Jakarta, Jumat (18/10/2013) itu dimaksudkan mendengarkan keluhan khususnya bagi para warga Jakarta mengenai program-program yang telah dijanjikan pada masa kampanyenya.
Dalam dialognya dengan warga, Jokowi dan Ahok berusaha memberikan solusi kepada warganya. Pertanyaan dari Suyanti dari Jakarta Timur misalnya, ia mengeluhkan wilayahnya Pologadung yang banjir, selokan yang dipenuhi oleh sampah serta banyaknya warung-warung yang yang dibangun di atas kali sehingga menyebabkan sungai yang semakin menyempit.
“Jakarta [memiliki] 13 sungai besar yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. Seharusnya sungai harus sedalam 3 meter namun sekarang hanya 1 meter. Ini perlu proses dan waktu. Pembersihan selokan besar maupun kecil perlu peran warga dan masyarakat. Pemerintah DKI Jakarta tak mungkin bisa mengatasi, harus ada peran RT dan RW, jangan hanya Pak Jokowi dan Ahok terus,” ujar Jokowi menjawab pertanyaan warganya tersebut.
Pertanyaan lainnya dilontarkan oleh Maria Siregar, seorang warga dari Kali Angke yang menanyakan tentang pengelolaan sampah yang tersangkut di sungai yang terjadi di wilayahnya yang tak kunjung usai. Tak tanggung-tanggung, Jokowi langsung memberikan tanggapanya dengan langsung mengirim alat untuk membersihkan sungai itu keesokan harinya.
“Besok saya akan kirimkan alat untuk membersihkan. Tapi tolong dijaga, agar tak ada lagi ada sampah yang menumpuk. Baru 2 minngu setelah dibersihkan saja sampah sudah menggunung. Sebagai bu RT, tolong warganya digerakkan untuk membuang sampah pada tempatnya, jangan disungai”, ujar Jokowi menjawab pertanyaan tersebut.