News
Kamis, 27 Juni 2024 - 10:54 WIB

Server BAIS Dinonaktifkan Buntut Serangan Siber oleh Hacker MoonzHaxor

Newswire  /  Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Postingan di BreachForum yang menyebut telah berhasil meretas sistem Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI. (Istimewa/X)

Solopos.com, JAKARTA — Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Nugraha Gumilar menyebut server Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI dinonaktifkan sementara waktu untuk kepentingan penyelidikan setelah aksi peretasan terhadap data BAIS oleh peretas MoonzHaxor.

Nugraha juga memastikan data-data yang diretas itu merupakan informasi lama yang sempat dirilis pada tahun ini.

Advertisement

“Data yang diretas adalah data lama dan di-release (siarkan, red.) pada tahun 2024. Saat ini server sudah dinonaktifkan untuk kepentingan penyelidikan yang lebih lanjut,” kata Kapuspen TNI, Rabu (26/6/2024), dilansir Antara.

Di lini masa media sosial X, akun @FalconFeeds.io yang rutin memantau aktivitas siber, termasuk dari situs gelap (dark web) pada hari Senin (24/6/2024) mengumumkan aksi peretasan oleh peretas MoonzHaxor terhadap sistem BAIS sehingga mereka mengklaim telah menguasai sejumlah data milik BAIS TNI.

Advertisement

Di lini masa media sosial X, akun @FalconFeeds.io yang rutin memantau aktivitas siber, termasuk dari situs gelap (dark web) pada hari Senin (24/6/2024) mengumumkan aksi peretasan oleh peretas MoonzHaxor terhadap sistem BAIS sehingga mereka mengklaim telah menguasai sejumlah data milik BAIS TNI.

Peretas dalam forum jual beli data gelap di dark web BreachForum menyediakan contoh (sample) data yang mereka kuasai.

Mereka juga menjanjikan data lengkap (full set data) kepada mereka yang ingin membayar. Harga yang ditawarkan MoonzHaxor di forum itu sebesar 1.000 US$ untuk database 2.000 pengguna berukuran 773 kilobita (kb), dan 7.000 US$ untuk data-data rahasia berukuran 33,7 gigabita.

Advertisement

Peretas yang sama pada minggu lalu (22/6/2024) juga mengumumkan dia berhasil meretas sistem Indonesia Automatic Finger Indentification System (INAFIS) Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Data-data yang diklaim diretas dari sistem INAFIS mencakup gambar sidik jari, alamat email, dan aplikasi SpringBoot dengan beberapa konfigurasi.

Data-data itu dijual oleh MoonzHaxor seharga 1.000 US$ (setara Rp16,3 juta).

Advertisement

Walaupun demikian, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen TNI Purn. Hinsa Siburian saat jumpa pers di Jakarta, Senin (25/6/2024), menjelaskan bahwa data-data yang diklaim diretas oleh MoonzHaxor itu data-data lama.

“Ini sudah kami konfirmasi dengan kepolisian, bahwa itu adalah data-data lama mereka yang diperjualbelikan di dark web itu,” kata Hinsa.

Hinsa menegaskan bahwa sistem Polri saat ini tidak mengalami gangguan dan tetap berjalan dengan baik. “Kami yakinkan bahwa sistem mereka berjalan dengan baik,” ucap dia.

Advertisement

Dalam kesempatan yang sama, Hinsa juga memastikan dugaan peretasan data INAFIS tidak terkait dengan insiden serangan siber terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif