News
Minggu, 9 Oktober 2016 - 21:30 WIB

Serangan Udara Koalisi Arab Saudi, >100 Pelayat di Yaman Tewas

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/Reuters/Khaled Abdullah)

Serangan udara koalisi Arab Saudi menewaskan 100 orang pelayat yang menghadiri pemakaman orang tua tokoh pemberontak Houti

Solopos.com, JAKARTA — Serangan udara yang dilancarkan pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi menewaskan lebih dari 100 orang pelayat saat mereka menghadiri sebuah prosesi pemakaman di Yaman. Pejabat Kementerian Kesehatan Yaman, Ghazi Ismail, mengatakan selain korban tewas jumlah korban luka-luka dilaporkan juga lebih dari 100 orang.

Advertisement

Jumlah korban tewas diperkirakan masih akan bertambah melihat tingginya jumlah mereka yang cidera akibat serangan itu. Serangan udara tersebut dilaporkan sebagai serangan paling fatal dalam 20 bulan perang saudara di wilayah Arab sebagaimana dikutip Washington Post, Minggu (9/10/2016).

Sejumlah saksi menyatakan sedikitnya tiga serangan menghantam sebuah Grand Hall, salah satu gedung terbesar di ibu kota Yaman, Sanaa. Para pelayat berkumpul di dalam gedung itu untuk menyaksikan prosesi penguburan orang tua dari Jalal Al Roweishan, tokoh pemberontak Houthi.

Turut hadir para pejabat senior politik dan militer pendukung kaum Houtsi serta ratusan warga sipil lainnya pada acara duka cita itu Sabtu kemarin. Ghazi mengatakan bahwa orang tua Jalal meninggal secara wajar, Jumat (7/10/2016) lalu.

Advertisement

“Serangan Arab Saudi merupakan kejahatan besar hari ini, dengan menyerang sebuah aula berkabung bagi keluarga al-Roweishan, menargetkan warga di aula,” ujar Ismail sebagimana dikutip Reuters.

Meski demikian, pihak koalisi membantah terlibat dalam insiden tersebut. Sumber di koalisi pimpinan Saudi mengatakan tidak ada peran koalisi udara Saudi dalam penyerangan itu.

Pertempuran meningkat sejak Agustus ketika pembicaraan damai disponsori PBB di Kuwait berakhir tanpa kesepakatan. Iran, rival utama Arab Saudi di Timur Tengah, menggambarkan serangan itu sebagai kejahatan mengerikan dan tidak manusiawi dan menyerukan dimulainya kembali pembicaraan damai antara semua.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif