Serangan udara di Suriah menewaskan 20 orang.
Solopos.com, BEIRUT – Serangan udara di barat-laut Suriah menewaskan 20 orang, termasuk 16 anak yang mengungsikan dari serangan sebelumnya di sebuah sekolah.
Lembaga penyelamat yang menjalankan tugas di wilayah itu, Pertahanan Sipil Suriah, mengatakan serangan udara terjadi di desa Kafr Batikh di daerah timur provinsi Idlib, Rabu (21/3/2018).
Lembaga pemantau perang yang berpusat di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights, sebagaimana dilaporkan Antara dari Reuters, Kamis (22/3/2018), menyebutkan jumlah yang sama soal korban tewas dan mengatakan 15 dari korban meninggal berasal dari satu keluarga.
Baca juga:
Idlib merupakan daerah terbesar dan berpenduduk terpadat yang masih dikuasai para gerilyawan yang berupaya menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Pasukan Assad mendapat dukungan dari kekuatan udara Rusia dalam perang tersebut.
Assad dan sekutunya juga sedang melancarkan serangan terhadap para gerilyawan di Ghouta timur dekat Damaskus, dalam operasi yang termasuk berupa bombardemen terus-menerus.
Pada Rabu, sumber-sumber kalangan gerilyawan di salah satu wilayah Ghouta timur mengatakan pihaknya membuat kesepakatan dengan pemerintah para gerilyawan bisa meninggalkan daerah itu ke Idlib melalui jalur aman.
Pada Senin, serangan udara di Arbin di Ghouta Timur menewaskan 15 anak dan dua perempuan yang sedang berlindung di ruang bawah tanah sebuah sekolah, kata Observatory.
Pemerintah dan Rusia menggambarkan kelompok-kelompok gerilyawan di Suriah sebagai teroris.
Mereka menuding Pertahanan Sipil, yang didanai Barat dan kadang-kadang disebut sebagai Helm Putih, bekerja sama dengan kelompok-kelompok teroris serta mengarang bukti soal korban tewas di kalangan sipil. Tuduhan itu dibantah Pertahanan Sipil.